Oleh: Afriza Hanifa
Tiga tahun ia belajar di negeri 1001 malam tersebut sebelum kemudian mendapat undangan dari raja pertama Arab Saudi, Ibn Saud, untuk menjadi pengajar di Haramain.
Dia pun memenuhi undangan sang raja kemudian menjadi pengajar di Masjid Nabawi, Madinah, selama dua tahun dan di Masjid al-Haram, Makkah, selama setahun.
Meski telah menjadi pengajar, bukan berarti al-Hilali berhenti belajar. Ia menempuh pendidikan doktor di Universitas Bonn sebelum kemudian transfer ke Universitas Berlin, Jerman. Gelar doktor sastra Arab pun berhasil diraihnya pada 1940.
Sepulang dari Jerman, dia kembali ke Maroko saat berlangsung era kemerdekaan. Tak lama, ia pun kembali ke Irak pada 1947 untuk menjadi pengajar sekaligus asisten profesor di Universitas Baghdad. Di universitas tersebut pula, Taqiuddin mendapat gelar profesor.
Pada 1974, pada usia yang telah mencapai 81 tahun, dia memilih pensiun dan berhenti di dunia keilmuan. Sepanjang usianya dia habiskan untuk menuntut ilmu dan mengajarkannya. Baru di usia senja, al-Hilali memilih istirahat di rumahnya di Casablanca, Maroko, dan menghembuskan napas terakhir pada 25 Syawal 1408 Hijriah atau bertepatan dengan 22 Juni 1987. Dia dimakamkan di kawasan Sbata, Casablanca.
Telah banyak kiprah yang ditorehkan al-Hilali bagi dunia Islam. Tak hanya di satu negara, namun di berbagai negara. Terbukti dari banyaknya tempat yang pernah mendapat pengajaran darinya. Seluruh usianya dihabiskan untuk menuntut dan mengajarkan ilmu.
Dia juga terkenal memiliki pengalaman luas di bidang penulisan. Banyak karya buku yang telah dihasilkan. Yang paling terkenal ialah The Noble Quran. Terjemahan Alquran ke bahasa Inggris tersebut dilakukannya dengan mengacu banyak tafsir, seperti al-Tabari, Tafsir Ibn Katsir, Tafsir al-Qurtubi, dan Sahih al-Bukhari.
Alhasil, terjemahan tersebut diyakini ketepatannya dan tak ada yang mampu menandinginya. Mengingat alih bahasa Alquran bukanlah hal mudah dilakukan oleh seorang yang tak paham tafsir dan tak fakih dalam agama.
Selain karya fenomenal tersebut, al-Hilali juga menafsirkan buku rujukan utama hadis Sahih al-Bukhari ke dalam bahasa Inggris. Dia juga menafsirkan kitab mutiara hadis Bukhari dan Muslim Al-Lu'lu wa al-Marjan ke dalam bahasa internasional tersebut.
Dengan menerjemahkan dua kitab utama hadis tersebut lengkaplah kiprahnya menerjemahkan sumber dalil Muslimin, yakni Alquran dan hadis.