REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan jumlah "technopreuner" atau wirausahawan berbasis teknologi masih kurang, padahal usahawan seperti itu dibutuhkan di masa mendatang.
"Masih sangat kurang, jumlah technopreuner di Tanah Air," ujar Mendikbud saat menghadiri musyawarah nasional Himpunan Pengusaha Alumni ITS di Tangerang, Sabtu.
Untuk itu, kata dia, perlu upaya untuk mencetak wirausahawan baru sejak di bangku kuliah.
Mendikbud menambahkan pelajaran mengenai kewirausahawan sudah ada di perguruan tinggi.
"Teori saja tidak cukup, wirausahawan tercipta jika ekosistem yang ada mendukung," katanya.
Para alumni juga berperan dalam menciptakan pengusaha muda yakni dengan memberikan keterampilan, sehingga mahasiswa yang baru lulus, siap menjadi pengusaha.
Selain itu, jejaring antaralumni pun harus disiapkan betul.
Mendikbud mengatakan saat ini cukup banyak wirausahawan yang berbasiskan teknologi, dan bidang tersebut memiliki prospek cerah di masa mendatang.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Alumni (HIPA) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Kristiono mengatakan pihaknya mendorong tumbuhnya wirausaha baru di Tanah Air.
"Pembangunan perekonomian yang kuat, harus ditopang dengan banyak wirausahawan yang inovatif dan berdaya saing global," kata Kristiono.
Saat ini, jumlah pengusaha di Indonesia 3,7 juta jiwa atau 1,56 persen dari jumlah penduduk.
Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan Singapura yang memiliki 7,2 persen, Malaysia 2,1 persen, Thailand 4,1 persen, Korea Selatan 4 persen, Jepang 10 persen dan Amerika Serikat 11,5 persen dari seluruh populasi penduduknya.