Sabtu 15 Feb 2014 16:20 WIB

MITI: Saatnya Mengutamakan Pembangunan Hijau Berkelanjutan

Penghijauan Kawasan Waduk Riario
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Penghijauan Kawasan Waduk Riario

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia Dr Warsito P Taruno mengemukakan bahwa "pembangunan hijau" bukan sekadar persoalan yang terkait dengan lingkungan.

"Persoalan bagaimana menggunakan ilmu teknologi sehingga bisa dipakai untuk mengelola sumber daya alam yang baik sehingga mengurangi ekonomi berbiaya tinggi, juga bagian dari 'green development'," katanya di Depok, Jawa Barat, Sabtu (15/2).

Di sela-sela seminar nasional bertema "Green Development: Upaya MITI Mengawal Transformasi Indonesia Menuju Pembangunan Yang Lebih Berkelanjutan" di Aula Sabha Widya Wisma Makara Universitas Indonesia (UI), yang sekaligus HUT ke-10 organisasi itu, ia mengatakan bahwa terkait itu pihaknya mendeklarasikan "Jejaring Indonesia Untuk Pembangunan Hijau".

"Jejaring Indonesia Untuk Pembangunan Hijau ini berbasis komunitas," kata ilmuwan penemu Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), sebuah teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang digunakan pada "CT Scan" itu.

Ia mengemukakan bahwa pada masa mendatang pembangunan berkelanjutan atau berwawasan lingkungan merupakan suatu keharusan karena keterbatasan daya dukung lingkungan untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya populasi penduduk Indonesia.

Karena itu, kata doktor lulusan Universitas Shizuoka, Jepang itu, praktik pembangunan berkelanjutan harus mampu melibatkan berbagai unsur, seperti pemerintah, swasta --baik industri maupun perusahaan-- lembaga riset dan perguruan tinggi serta masyarakat sipil melalui LSM.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement