REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Umum Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia Dr Warsito P Taruno mengemukakan bahwa "pembangunan hijau" bukan sekadar persoalan yang terkait dengan lingkungan.
"Persoalan bagaimana menggunakan ilmu teknologi sehingga bisa dipakai untuk mengelola sumber daya alam yang baik sehingga mengurangi ekonomi berbiaya tinggi, juga bagian dari 'green development'," katanya di Depok, Jawa Barat, Sabtu (15/2).
Di sela-sela seminar nasional bertema "Green Development: Upaya MITI Mengawal Transformasi Indonesia Menuju Pembangunan Yang Lebih Berkelanjutan" di Aula Sabha Widya Wisma Makara Universitas Indonesia (UI), yang sekaligus HUT ke-10 organisasi itu, ia mengatakan bahwa terkait itu pihaknya mendeklarasikan "Jejaring Indonesia Untuk Pembangunan Hijau".
"Jejaring Indonesia Untuk Pembangunan Hijau ini berbasis komunitas," kata ilmuwan penemu Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), sebuah teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang digunakan pada "CT Scan" itu.
Ia mengemukakan bahwa pada masa mendatang pembangunan berkelanjutan atau berwawasan lingkungan merupakan suatu keharusan karena keterbatasan daya dukung lingkungan untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya populasi penduduk Indonesia.
Karena itu, kata doktor lulusan Universitas Shizuoka, Jepang itu, praktik pembangunan berkelanjutan harus mampu melibatkan berbagai unsur, seperti pemerintah, swasta --baik industri maupun perusahaan-- lembaga riset dan perguruan tinggi serta masyarakat sipil melalui LSM.