REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Perantara internasional, Lakhdar Brahimi, pada Sabtu mengatakan dua putaran pertama perundingan perdamaian Suriah tidak banyak membuat kemajuan. Namun, dia mengatakan kedua pihak menyepakati agenda untuk putaran ketiga pada tanggal belum ditentukan.
"Sidang terakhir putaran kedua pembicaraan itu melelahkan karena banyak pertemuan. Tetapi, kami sepakat mengenai agenda untuk putaran berikutnya,'' kata Brahimi. "Saya minta maaf bahwa dua putaran ini belum menghasilkan dengan sangat banyak."
Brahimi menambahkan pemerintah Suriah menolak sarannya bahwa pada putaran pembicaraan berikutnya, para pihak menangani dengan memerangi terorisme pada hari pertama dan badan pemerintah transisi pada hari kedua.
Delegasi Pemerintah Suriah dan oposisi pada Jumat mengakui babak kedua Konferensi Jenewa II gagal menghasilkan kemajuan apa pun.
Saat babak pembicaraan perdamaian Suriah itu memasuki hari kelima, Utusan Khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi --penengah bagi proses perdamaian-- menyelenggarakan pertemuan terpisah dengan pihak yang bertikai.
Perundingan saat ini memasuki penetapan agenda pembahasan, namun kedua pihak tidak bergeser sedikit pun dari posisi mereka.
Pihak pemerintah berkeras bahwa penghentian kerusuhan dan aksi teror harus menjadi prioritas utama. Sedangkan, oposisi memusatkan perhatian pada pembentukan pemerintah peralihan dengan hak eksekutif penuh dan tanpa kehadiran Presiden Bashar Al Assad.