REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Utusan Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Rekonsiliasi Suriah, Lakhdar Brahimi meminta maaf atas kegagalan internasional mencari jalan damai untuk Suriah.
Brahimi mengatakan gagalnya mencari kesamaan pikiran dari dua petikai di Suriah menandakan perdamaian untuk negeri itu masih jauh dari harapan. Kata dia, sedikit peluang untuk kembali menemukan kata damai Suriah.
Ungkapan itu, lantaran tidak ada kemajuan berarti dalam putaran ke dua pembicaraan damai antara rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok pemberontak.
''Kita semua menjadi jelas menemukan kegagalan. Saya sangat dan menyesali ini. Saya mohon maaf kepada rakyat di Suriah yang punya harapan tinggi untuk suatu perdamaian,'' kata Brahimi saat memberikan keterangan persny, seperti dikutip Reuters, Sabtu (15/2).
Kata dia, jalan buntu perdamaian, masih jauh dan belum menyentuh rencana transisi kepemimpinan di Damaskus. Brahimi mengungkapkan, perpecahan pun terjadi antara negara-negara pendukung dan anti pemerintahan di Damaskus.
Disampaikan Brahimi, beberapa negara seperti Inggris dan juga Prancis, tetap mempertahankan argumentasi untuk mendukung para kelompok oposisi mengambil alih kepemimpinan.
Satu permintaan sulit bagi rezim penguasa Damasukus untuk dipenuhi. Sementara itu, Assad pun menambah daftar kelompok-kelompok teroris di ibu kota Damaskus, yang menelusup masuk ke dalam meja perundingan.
Bagi delegasi damai Assad, kelompok-kelompok itu, tidak punya hak untuk menawarkan perundingan. Sepert diketahui, pembicaraan damai antara Assad dan kelompok pemberontak memasuki putaran ke kedua. Putaran pertama pembicaraan tersebut terjadi pada akhir Januari lalu.
Pembicaraan dilanjutkan untuk kedua kali, akhir pekan lalu, dengan Sabtu (15/2) sebagai batas akhir pembicaraan damai.Brahimi menambahka, tidak ada satu pun kemajuan baik di putaran ke dua kali ini. Kata dia, putaran ke dua ini melelahkan.
''Saya tidak punya pandangan apa pun atas pertemuan (ke dua) ini. Tapi kami semua ingin agar tahap selanjutnya dapat dijalankan,'' kata Brahimi.