REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dampak hujan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud berpengaruh terhadap rangakaian agenda perayaan HUT Kota Solo ke-269.
Acara Festival Jenang dan Solo Carnival dijadwal Ahad-Senin (16-17/2), ditunda. Ini lantaran kondisi lingkungan belum bersih dari debu abu vulkanik.
Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, minta kedua even itu ditunda lebih dahulu. Ini karena, kondisi lingkungan belum memungkinkan untuk menggelar acara. Kota Solo, mungkin juga daerah lain, masih disibukkan dengan urusan abu vulkanik.
Apabila siang, abu dalam kondisi kering. Berterbangan bila terkena angin, atau kendaraan lewat. Bila terkana hujan, abu lengket. Dan, membuat jalan licin.
Rudy, panggilan akrab walikota, tak ingin memaksakan penyelenggaraan kedua even tersebut sesuai jadwal yang terencana dengan baik. Ini mengingat Kota Solo sedang diselimuti abu vulkanik, hampir sebagian warga disibukan melakukan kegiatan kebersihan lingkungan.
Walikota tidak ingin memaksakan penyelenggaraan kedua even tersebut harus terselenggara. Walau seluruh persiapan kedua even itu sudah 100 persen siap, tidak ada jeleknya kalau ditunda lebih dahulu.
Pihak panitia juga menyiapkan acara pembukaan Festival Jenang dan Solo Carnival dengan Konser Gamelan Akbar 2014 di Kawasan Benteng Vastenburg, Solo, Sabtu (15/2) malam ini.
Rudy minta, penyelenggaraan kedua even tersebut diganti pada Sabtu-Ahad (22-23/2) mendatang. Ia berjanji, pada pelaksanaan nanti bakal menyuguhkan even yang sempurna berbeda dari tahun kemarin. Acara ini untuk dinikmati seluruh masyarakat Kota Solo.
Menurut Rudy, penundaan acara Festival Jenang dan Solo Carnival cukup rasional. Pertimbangannya, kedua even tersebut memanfaatkan jalan utama di Kota Solo. Untuk Solo Carnival menggunakan Jalan Slamet Riyadi dan Koridor Jensud.
Sedang Festival Jenang memanfaatkan Koridor Ngarsopuro. Kedua tempat saat ini, masih terdapat abu vulkanik menumpuk.
Jika dijadikan kegiatan bisa membahayakan pengunjung. Berdasarkan pertimbangan ini, walikota menunda penyelenggaraan ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta, Eny Tyasni Suzana, mengaku pihaknya telah melakukan publikasi secara menyeluruh, baik di media cetak, elektronik dan website Pemkot Surakarta terkait penundaan kedua even tersebut.
Yang ia khawatirkan, kata Eny, mengecewakan wisatawan yang sengaja berkunjung ke Kota Solo untuk menyaksikan kedua even yang telah menjadi agenda rutin Pemkot Solo tersebut.
''Makanya, kita melakukan berbagai upaya dengan memberitakan ke media massa, baik cetak maupun elektronik tentang penundaan even tersebut''.
Eny yakin, masyarakat mau mengerti dengan kondisi yang dihadapi. Mengingat, bencana abu vulkanik yang terjadi saat ini merupakan bencana nasional yang terjadi hingga kawasan Jateng-DIY.
Ketua Festival Jenang, Slamet Raharjo, secara teknis, rangkaian acara Festival Jenang nantinya masih sama sesuai rencana awal. Hanya, waktunya saja yang diundur.
Jadi, masih sama dengan sebelumnya. Sabtu (22/2) ada acara memarut kelapa secara massal. Dilanjut penyelenggaraan Festival Ahad (23/2).
Terkait jumlah peserta, acara kali ini mengalami penambahan peserta dari luar kota. Selain berasal dari dalam kota Solo, peserta juga berasal dari Wonogiri sekitarnya. Masih ada beberapa peserta lagi yang mau gabung. Jadi, nanti mungkin lebih dari 17 ribu jenang yang akan dibagikan.
Festival Jenang tahun ini, memasuki tahun ke-3. Rencananya, penyelenggara akan membagikan 17 ribu takir untuk pengunjung yang hadir dalam acara tersebut.