REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud yang masih terus menyelimuti Kota Yogyakarta berpotensi mencemari air sumur, serta menurunkan kualitas udara di wilayah tersebut.
"Abu vulkanik bisa saja masuk ke sumur warga yang menyebabkan air menjadi keruh, sehingga kurang layak dikonsumsi," kata Kepala Seksi Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Peter Lawoasal di Yogyakarta, Ahad (16/2).
Oleh karena itu, warga perlu tetap mewaspadai partikel debu dari abu vulkanik yang masih beterbangan di udara. "Tutuplah sumur yang masih terbuka agar tidak terkontaminasi abu vulkanik," katanya.
Apabila sumur terlanjur tercemar abu hingga keruh, maka warga dapat melaporkannya ke BLH Kota Yogyakarta melalui telepon di nomor (0274) 515865.
"Petugas kami yang nanti akan datang dan memberikan tawas serta kapur ke sumur. Air pasti akan jernih kembali dan bisa dikonsumsi," katanya yang menyebut belum ada laporan mengenai sumur keruh.
Peter menyebut partikel debu yang terkandung di udara Kota Yogyakarta sudah melebihi ambang batas normal. Apabila ambang batas partikel debu adalah 250 mikrogram, maka hujan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud meningkatkan kandungan partikel debu hingga lebih dari empat kali lipatnya.
"Saat erupsi Merapi 2010, kandungan partikel debu hanya satu kali di atas ambang batas normal. Kali ini sampai empat kali lipatnya," katanya.
Ia menambahkan tingginya kandungan partikel debu tersebut cukup berbahaya bagi kesehatan karena ukuran partikel yang sangat kecil sehingga mudah terhirup.
"Partikel juga mengandung kadar silika yang tinggi. Jika dilihat di bawah mikroskop, partikel tersebut sangat tajam seperti kaca," katanya, sembari meminta masyarakat tetap mengenakan masker.
Peter mengatakan hujan deras dapat menghilangkan kandungan partikel debu di udara sehingga kualitas udara di Kota Yogyakarta bisa membaik.
"Selain membantu membersihkan jalan-jalan utama dengan air, kami juga menyiram tanaman sehingga daunnya terbebas dari debu," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Sugeng Prianto mengatakan pihaknya sudah mendistribusikan sekitar 5.000 kantong pasir ke wilayah.
"Kantong pasir tersebut ditujukan untuk mendukung gerakan satu orang satu kantong saat membersihkan tumpukan abu vulkanik sehingga tidak masuk drainase," katanya.