REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis perempuan dan anak Sri Woerjaningsih mengatakan kaum perempuan hendaknya jangan anti tetapi harus "melek" terhadap politik.
"Perempuan seharusnya "melek" terhadap politik. Karena perempuan lah yang menentukan baik dan buruknya negara ini," ujar perempuan yang akrab disapa Giwo itu di Jakarta, Senin (17/2).
Dia menambahkan perempuan memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, jangan anti terhadap politik. "Awalnya saya memang mengira politik itu kejam, tetapi setelah terjun langsung ke politik yang kejam itu adalah oknum-oknumnya," tambah dia.
Jika perempuan sudah anti terhadap politik, maka perempuan akan sulit menentukan masa depannya. "Kalau perempuan tidak ambil bagian, dikhawatirkan kebijakan yang peduli terhadap perempuan sedikit."
Disinggung mengenai sejumlah politikus perempuan yang terganjal masalah korupsi, Mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu mengatakan kalau hal itu terjadi karena iman pelaku tersebut lemah. "Seharusnya kalau memang tujuan awalnya memperjuangkan rakyat, ya harus fokus."
Dia mendukung adanya fatwa dari lembaga keagamaan yang menyatakan golput atau tidak menggunakan hak suara itu haram. "Karena para golput tidak bertanggung jawab terhadap masa depan bersama."
Saat ini, jumlah kursi perempuan di DPR hanya sekitar 18 persen dari jumlah anggota. Giwo mengatakan seharusnya kuota 30 persen bagi perempuan itu dapat tercapai.