REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan telah menyampaikan rencana bisnis bank (RBB) pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Target penyaluran kredit dalam RBB melampaui angka yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yakni sebesar 15-17 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan beberapa bank mencantumkan target yang tinggi. "Kita minta turunkan. Kini sudah berada di bawah 17 persen," ujar Nelson yang ditemui usai penandatanganan kerjasama antara OJK dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Banking School, Senin (17/2).
Pada akhir tahun lalu, Gubernur BI Agus Martowardojo mengimbau perbankan agar menurunkan target kredit hingga dalam kisaran 15-17 persen. Perlambatan kredit juga ditujukan agar defisit transaksi berjalan dapat berkurang. Agus mengatakan, bank wajib mempelajari kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan potensi perbankan tersebut untuk melakukan ekspansi kredit.
BI saat ini tengah berusaha menekan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, tingkat defisit transaksi berjalan yang sehat adalah 2 persen dari PDB. Salah satu cara menekan defisit adalah dengan mengurangi permintaan domestik dan pertumbuhan kredit. "Kalau permintaan domestik turun, permintaan impor akan turun," ujarnya.