REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso meminta masyarakat mengabaikan seruan tidak mengikuti pemilu (golput). Dia berharap masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya dalam pemilu.
"Kami menyerukan abaikan saja ajakan untuk golput," kata Priyo kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (17/2).
Ketua DPP Partai Golkar ini menilai sikap golput tidak memberi keuntungan apa-apa bagi bangsa dan negara. Sikap golput justru malah akan menimbulkan kerugian karena tidak berkontribusi pada upaya memperbaiki bangsa.
"Ya golput itu merugi, ini saatnya untuk merubah sejarah, merubah wajah politik lima tahun sekali," ujarnya.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid menyatakan hak golput memang diakui oleh undang-undang. Namun dalam konteks menuju perubahan sosial akan lebih baik apabila masyarakat menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. "Inilah waktunya mereka menghadirkan Indonesia yang lebih baik, dari parlemennya dan presidennya," katanya.
PKS telah melakukan berbagai upaya meminimalisir angka golput. Caranya, kata Hidayat, dengan melakukan komunikasi langsung kepada masyarakat akan pentingnya pemilu.
PKS bahkan tidak segan mendialogkan kasus korupsi yang menjerat mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq (LHI). "Bahkan kasus yang disangkakan ke LHI itu kita berdialog, sehingga tak wajar, kalau gara-gara kasus dia, terus golput," ujarnya.