Selasa 18 Feb 2014 13:40 WIB

Mengintip Proses Pengolahan Energi Panas Bumi

Petugas PGE-AK di depan salah satu sumur geothermal di kawasan Kamojang, Jawa Barat.
Foto: Dok KOJI
Petugas PGE-AK di depan salah satu sumur geothermal di kawasan Kamojang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, KAMOJANG – PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang (PGE-AK) yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang cukup signifikan.

Dalam pengusahaannya, PGE-AK fokus kepada kegiatan untuk meningkatkan produksi di tiga daerah operasi, yakni Kamojang, Lahendong dan Sibayak. Total produksi yang dihasilkan dari tiga daerah operasi tersebut sebesar 9,5 juta ton uap dengan pembangkitan 1,3 juta MWh.

Lantas bagaimana proses pengolahan geothermal hingga menjadi tenaga listrik? Ahli Instrumen dan Sistem Kontrol PGE-AK Ahmad Burhan Prasetyo menjelaskan, semua proses pengolahan tersebut bermula dari sumur geothermal. “Sebelum masuk ke turbin pengolahan, yakni di PT Indonesia power, uap dialirkan melalui kepala sumur,” ujarnya, Senin (17/2).

Pada kepala sumur ini,  kata Burhan, terdapat tiga valve. Pertama adalah master valve yang terletak di tengah. Ini merupakan sistem pengaman kepala sumur. Kedua, valve di kiri dan kanan yang disebut wing valve dan berfungsi sebagai pengaman kepala sumur kedua.

Sebelum masuk ke jalur (pipa), uap yang dikeluarkan dikeringkan terlebih dahulu di rock mafeller yang terletak di dalam tanah dan berupa bebatuan. Fungsinya untuk mengurangi kebisingan akibat pengeluaran uap.

Caranya, master valve dibuka kemudian dialirkan ke wing valve untuk di kondensasikan di rock mafeller sampai kering. “Ciri-ciri uap kering agak transparan. Beda dengan uap yang belum diproses, ia agak tebal dan tidak transparan,” kata Burhan.

Ketika uap sudah kering, master valve yang mengalirkan uap ke wing valve ditutup sedikit demi sedikit. Setelah itu, uap dialirkan melalui wing valve ke arah jalur (pipa) dengan pengaturan sedemikian rupa.

Pada bagian kepala sumur juga terdapat condensate trap. Alat ini memiliki dua bagian, yaitu steam trap dan blow down. Fungsinya  untuk menghilangkan air yang terperangkap dalam pipa. Ketika uap mengalir dari stream trap, ia mengandung air. Kadang uap ini mengalami perubahan tekanan dan temperatur secara mendadak.

Untuk mengetahui perubahan temperatur maupun tekanan aliran uap, terdapapt alat yang bernama block valve. Jumlah tekanan maupun temperatur tersebut dapat dilihat pada temperatur & pressure parameter. Untuk melihat berapa jumlah steam (uap) yang diproduksi dapat dilihat pada flow recorder.

Pada pipa yang mengalirkan uap siap pakai ke turbin pembangkit PT Indonesia Power, terdapat corrosion meter untuk memantau korosi pipa. Pada pipa ini juga terdapat dua valve sebagai pengaman pipa.

"Kalau ada tekanan berlebih di pipa, uap akan dikeluarkan melalui alat yang disebut rapture disc. Rapture ini memiliki pengaturan tekanan tertentu, sekitar satu setengah kali tekanan pipa," jelas Burhan.

Oleh sebab itu, ketika tekanan telah melebihi tekanan pipa, maka uap akan dirilis untuk menghindari kerusakan pipa. Dengan demikian, pipa akan selalu dalam kondisi aman. Dan, uap pun akan mengalir lancar ke arah manifold turbin PT Indonesia Power untuk diseparasi sebagai tenaga listrik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement