Selasa 18 Feb 2014 17:18 WIB

Jalan Hidup Salikin: Hilm, Ru'yah, dan Manam (1)

Ilustrasi
Foto: Inspiringwallpapers.net
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Mimpi yang diungkapkan dengan kata ru'yah umumnya mempunyai makna yang berdampak dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Dalam perspektif ilmu tasawuf, dunia mimpi dikenal dengan beberapa istilah. Istilah itu disesuaikan dengan sifat dan tingkat kualitas mimpi itu.

Istilah-istilah tersebut, antara lain, hilm, ru'yah, manam, busyra, waqiah, dan mukasyafah. Dalam Alquran dan hadis pun sering digunakan istilah-istilah tersebut secara bergantian. Kalangan ulama tasawuf membedakannya tiga kategori. Pertama, hilm, ru'yah, dan manam. Kedua, waqiah. Ketiga, mukasyafah.

Hilm, ru'yah, dan manam,  ketiganya berarti mimpi dan sering digunakan secara bergantian dalam Alquran. Hilm lebih sering digunakan dalam konteks mimpi yang dihubungkan dengan persoalan biologis.

Kata hilm secara literal berarti mengisi, bermimpi, mencapai usia dewasa. Kata hilm ini lebih populer di kitab-kitab fikih.

Ini karena di sana hilm diartikan sebagai anak laki-laki yang sudah mencapai usia akil baligh yang ditandai dengan pengalaman “mimpi basah”, yakni bermimpi dengan sesuatu yang menyebabkan keluarnya sperma.

Mimpi seperti ini menjadi kriteria seorang anak laki-laki disebut mukalaf, orang yang sudah memenuhi syarat dan dipandang cakap dan cerdas menjalankan perbuatan hukum. Baik hukum ibadah mahdzah maupun hukum-hukum keperdataan (muamalat), seperti bertransaksi dan menjadi saksi. Bagi anak perempuan, indikasinya ialah menstruasi (haid).

Contoh penggunaan kata hilm dalam arti ini, "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum sampai usia balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari), yaitu sebelum shalat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari, dan sesudah shalat Isya. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan, Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS an-Nur [4]: 58).

Ru'yah berasal dari kata ra’a berarti melihat, bermimpi, mengerti. Dari akar kata ini lahir kata ru'yah atau ru'yayah berarti mimpi. Mimpi yang diungkapkan dengan kata ru'yah umumnya mempunyai makna yang berdampak dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Berbeda dengan kata hilm tadi yang lebih berdampak pada pribadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement