Rabu 19 Feb 2014 03:23 WIB

Muhasabah

Muhasabah. Ilustrasi
Foto: .
Muhasabah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dodi Shihab

Bencana kembali menimpa negeri ini. Setelah bencana banjir, longsor, kini datang letusan Gunung Kelud. Bencana demi bencana seakan tak pernah berhenti menguji bangsa Indonesia.

Dalam Alquran, Allah SWT menggambarkan, sesungguhnya berbagai ujian Allah berupa musibah yang ditimpakan kepada umatNya, tujuannya agar mereka melakukan introspeksi diri (muhasabah).

Apakah dengan musibah itu, kita bersabar atau sebaliknya semakin jauh dari Allah SWT. Perhatikan surah al-Baqarah [2] ayat 155-156.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun."

Bila ujian atau musibah itu bisa dihadapi dengan penuh kesabaran dan tawakkal kepada Allah, maka Dia menjanjikan rahmat-Nya. "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.'' (QS al-Baqarah [2]: 157).

Oleh karena itu, musibah yang menimpa kita ini hendaknya menjadikan diri kita semakin sabar dan penuh tawakal mengharap ridha-Nya.

Perlu diingat pula, sesungguhnya ujian yang menimpa diri kita ini, agar kita memperbanyak muhasabah atau evaluasi diri. Mengapa bencana selalu terjadi dan terus terjadi.

Allah SWT mengingatkan sesungguhnya segala musibah dan bencana, baik yang terjadi di darat, di laut, dan udara, semuanya disebabkan ulah atau perbuatan kita sendiri. Perhatikan QS ar-Rum [30]: 41.

Jadi, segala musibah itu, bukan karena Allah SWT mengazab kita. Tapi siapa yang berbuat baik, dia akan mendapatkan kebaikan, dan siapa yang berbuat keburukan, dia akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Berkaca dari berbagai peristiwa yang ada, sudah selayaknya kita melakukan introspeksi dan evaluasi diri. Apakah semua perbuatan yang kita lakukan itu benar di sisi Allah, atau justru perbuatan itu jauh dari ridha-Nya?

Ada tiga hal yang bisa kita ambil hikmah dari setiap musibah yang terjadi. Pertama, apakah kita telah melakukan hubungan vertikal secara baik kepada Allah melalui Alquran?

Kedua, apakah kita mengabaikan hubungan kita dengan jiwa kita melalui shalat? Sudah benarkah shalat kita? Dan yang ketiga, apakah kita telah berbuat baik kepada lingkungan melalui infak, zakat, dan sedekah?

Jika ketiga hal ini bisa kita pelihara dan perbaiki, niscaya anugerah dan karunia Allah akan senantiasa mengalir untuk kita dan bangsa ini.

Rusaknya alam ini juga dikarenakan rusaknya hati dan jiwa manusia, akibat jauh dari Allah SWT, jauh dari Alquran, dan kita enggan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan shalat dan berzikir kepada-Nya.

Karena itu, pertama, mari bersama-sama kita meningkatkan pemahaman terhadap Alquran dan sunnah Rasulullah SAW. Kedua, mari kita tegakkan shalat.

Sebab, shalat itu bukan untuk Allah melainkan untuk memperbaiki sel-sel yang ada di tubuh kita agar menjadi semakin baik dan dipenuhi dengan jiwa-jiwa yang tulus.

Ketiga, perbanyak infak, zakat, dan sedekah, agar Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah kepada kita, serta dijauhkan dari segala bahaya dan musibah. Insya Allah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement