REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Presiden Bolivia Evo Morales, Selasa (18/2), mengusulkan Uni Negara Amerika Selatan (UNASUR) menyerukan pertemuan darurat guna membahas Venezuela, tempat kerusuhan telah menewaskan tiga orang.
"Venezuela tidak sendirian," kata Morales selama wawancara dengan stasiun TV berita yang berpusat di Venezuela, Telesur, sebagaimana dikutip Xinhua, Rabu (19/2). Ia menambahkan blok regional, seperti UNASUR --Masyarakat Negara Amerika Latin dan Karibia dan Aliansi Bolivaria bagi Negara Amerika telah memperlihatkan dukungan mereka.
Ia juga menuduh Amerika Serikat memicu kerusuhan di Venezuela guna menggulingkan Presiden Nicolas Maduro. "Ketegangan di Venezuela adalah akibat dari persekongkolan internasional yang ingin menggelincirkan pembaruan yang dipelopori oleh mendiang presiden Hugo Chavez," kata Morales.
Protes rusuh di Venezuela sejak pekan sebelumnya telah menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 70 orang lagi. Pemerintah di negeri tersebut pada Senin (17/2) memerintahkan tiga diplomat AS yang dituduh menghasut protes rusuh untuk meninggalkan negeri itu dalam waktu dua hari.
Sebelumnya pemimpin oposisi Venezuela Leopoldo Lopez, yang dicari di negeri itu, menyerahkan diri kepada pihak berwajib, Selasa (18/2), sementara ribuan pendukung pro- dan anti-pemerintah berpawai di Ibu Kota Venezuela, Karakas. Presiden Nicolas Maduro telah melarang pawai oposisi yang diserukan oleh Lopez di Plaza Brion.
Penyerahan Lopez itu disebut-sebut menandai titik balik dramatis setelah dua pekan aksi unjuk rasa yang penuh ketegangan di negara yang kaya akan minyak itu. Para mahasiswa juga berunjukrasa dan marah atas penahanan para demonstran.