REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 28,5 persen menjadi Rp 9,05 triliun pada akhir 2013. Pertumbuhan laba jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan yang diraih pada 2012. Pada 2012, perseroan mencetak pertumbuhan laba sebesar 21 persen. Padalah perekonomian Indonesia pada 2013 sedang melambat.
"Kinerja BNI yang cemerlang itu kami capai ditengah sejumlah tantangan yang muncul baik dari dalam negeri maupun luar negeri, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu inflasi tinggi, nilai tukar rupiah yang tertekan akibat melebarnya defisit transaksi berjalan, hingga isu pengurangan stimulus ekonomi oleh pemerintah Amerika Serikat,” ujar Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo dalam Paparan Kinerja BNI Tahun 2013, Rabu (19/2).
Faktor utama penyumbang laba bersih adalah pendapatan operasional yang mencapai Rp 28,50 triliun atau tumbuh 18,8 persen dibanding tahun 2012. Laju operasional BNI tersebut ditopang oleh pesatnya pendapatan bunga bersih (net interest income) yang mencapai Rp 19,06 triliun atau tumbuh 23,3 persen. Pendapatan non bunga juga mencapai Rp 9,3 triliun atau tumbuh 10,9 persen.
Pertumbuhan net interest income disumbang oleh kinerja penyaluran kredit BNI yang tumbuh 24,9 persen dibanding tahun 2012 menjadi sebesar Rp 250,64 triliun. Alokasi kredit terbesar BNI ada di kredit korporasi yang mencapai Rp 112,23 triliun atau tumbuh 55,4 persen dibandingkan tahun 2012. Pertumbuhan kredit BNI tersebut membuat loan to deposit ratio (LDR) meningkat dari 77,5 persen pada tahun 2012 menjadi 85,3 persen pada 2013.
Kualitas kredit pun membaik, ditandai dengan menurunnya net NPL maupun gross NPL. Net NPL turun dari 0,8 persen pada 2012 menjadi 0,5 persen pada 2013, sedangkan Gross NPL turun dari 2,8 persen pada 2012 menjadi 2,2 persen pada tahun 2013.
Ekspansi kredit BNI yang tumbuh cukup tinggi pada tahun 2013 didukung oleh adanya peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 13,3 persen dari Rp 257,66 triliun pada 2012 menjadi Rp 291,89 triliun pada 2013. Rasio-rasio keuangan lainnya pun tercatat sehat. BNI mampu meningkatkan rasio return on asset (ROA) dari 2,9 persen pada 2012 menjadi 3,4 persen pada 2013.
Begitu pula dengan return on equity (ROE) yang juga menguat dari 20 persen pada tahun 2012 menjadi 22,5 persen pada tahun 2013. BNI juga mampu membukukan peningkatan Net Interest Margin (NIM) dari 5,9 persen pada 2012 menjadi 6,1 persen pada 2013.