Rabu 19 Feb 2014 11:47 WIB

Pendapatan Mandiri Tunas Finance Tumbuh 38 Persen

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Logo Mandiri Tunas Finance
Foto: flickr.com
Logo Mandiri Tunas Finance

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mandiri Tunas Finance membukukan pendapatan selama 2013 senilai Rp 1,16 triliun. Nilai ini tumbuh 38,6 persen bila dibandingkan dengan 2012.

Perolehan pendapatan terbesar berasal dari pembiayaan konsumen sebesar Rp 859,8 miliar. "Sisanya dari sewa pembiayaan Rp 59,8 miliar, bunga Rp 7,02 miliar dan lain-lain Rp 239,3 miliar," kata Direktur Keuangan Anton Herdianto, Rabu (19/2).

Dalam laporan keuangan yang disampaikan perseroan, pembiayaan ritel mobil memberikan kontribusi pendapatan tertinggi, yaitu sebesar Rp 953,07 miliar. Pembiayaan mobil tumbuh 42,2 persen bila dibandingkan 2012. Pembiayaan berskala besar (fleet) untuk mobil juga tumbuh signifikan, yaitu sebesar 84,3 persen menjadi Rp 118,5 miliar.

Hal berbeda terjadi pada segmen kendaraan bermotor. Nilai pembiayaannya turun dari Rp 96,08 miliar menjadi Rp 86,12 miliar. Pembiayaan fleet kendaraan bermotor naik tipis menjadi Rp 14,95 miliar.

Dikurangi beban senilai Rp 929,09 miliar, anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ini membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 237,1 miliar. Laba perseroan tumbuh 52,4 persen bila dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya.

Perseroan juga melakukan pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri. Mandiri Tunas Finance bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan administrasi. Dalam perjanjian kerja sama, porsi fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal lima persen dari Mandiri Tunas Finance dan maksimal 95 persen dari pemberi pembiayaan bersama.

Per 20 Desember 2013, porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen adalah minimal satu persen dari perseroan dan maksimal 99 persen dari pemberi pembiayaan bersama. "Jumlah pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri per 31 Desember 2013 sebesar Rp 10,3 triliun," kata Anton.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement