REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menyatakan sudah tujuh pesawat melakukan penundaan keberangkatan atau kedatangan akibat kabut asap pekat masih menyelimuti daerah ini.
"Jarak pandang pada pukul 07.00 WIB berada di bawah 500 meter, pada pukul 08.00 WIB sudah naik menjadi 800 meter dan bertahan hingga melampaui pukul 12.00 WIB," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Data Bandara SSK II menyebutkan, tujuh pesawat yang dimaksud adalah Lion Air kode penerbangan JT 388 dari Jakarta yang seharusnya tiba pukul 07.55 WIB sejauh ini belum menginformasikan kapan akan terbang.
Kemudian Silk Air dari Singapura dengan kode penerbangan MI 252 yang seharusnya telah tiba pukul 08.00 WIB menundanya hingga waktu yang belum pasti.
Kemudian satu pesawat milik Maskapai Sky Aviation rute Malaka-Pekanbaru, serta Fly kode penerbangan FY 3409 dari Subang, Air Asia QZ 5028 dari Medan, Garuda GA 172 dari Jakarta dan Sky Aviation dari Dumai menuju Pekanbaru.
"Sejauh ini masih itu yang saya dapat informasinya pesawat mengalami penundaan penerbangan ataupun kedatangan ke Pekanbaru," kata Ibnu.
Ia mengatakan, semuanya dilaporkan menunda kedatangan karena kabut asap di Pekanbaru masih menyisakan jarak pandang di bawah 800 meter."Kondisi seperti ini memang sangat mengganggu aktivitas penerbangan," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan Satelit Terra dan Aqua pagi ini mendeteksi titik panas (hotspot) di Riau meningkat dari 126 menjadi 256 titik tersebar di berbagai kabupaten/kota.
"Untuk di Sumatera itu ada sebanyak 281 dan Riau mendominasi yakni ada sebanyak 256 titik. Ini merupakan data yang direkap pada pukul 07.00 WIB," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi.
Menurut dia, kondisi tersebut yang kemudian mengakibatkan jarak pandang di Pekanbaru dan sejumlah kabupaten lainnya di Riau berada di bawah normal. Budi Suyanto