Rabu 19 Feb 2014 22:17 WIB

Oposisi Tasmania Janji Buka Kawasan Hutan Lindung untuk Wisata

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Partai Liberal yang beroposisi di Tasmania, Australia, berjanji akan memperbolehkan pembangunan dilakukan di taman-taman nasional dan daerah warisan terlindungi bila memenangkan pemilu di negara bagian itu.

Para developer akan diundang untuk memberi tahu gagasan-gagasan mereka seputar eco-turisme (wisata lingkungan). Yang dianggap pantas akan diminta ikut tender.

Proyek yang sukses akan diberi lisensi pembangunan eksklusif.

Partai Liberal menyatakan bahwa mereka sengaja tak merincikan daerah apa yang akan dibangun. Para developer boleh menyumbang uang untuk usaha pelestarian lingkungan, namun tak diwajibkan.

Pemimpin oposisi, Will Hodgman, menyatakan bahwa akan diberlakukan pengamanan-pengamanan , termasuk pengamanan seputar dampak terhadap lingkungan hidup.

"Ini adalah salah satu kelebihan kita yang paling kompetitif - keindahan alam, aset lingkungan hidup,"  ucap Hodgman, "Kita harus memanfaatkannya secara wajar, berkelanjutan, jangka panjang, hingga kita bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja di sini."

Menurut partai ini, rencana tersebut merupakan bagian dari rencana yang lebih besar, yaitu menciptakan 8.000 pekerjaan di bidang wisata, dengan batas waktu 2020.

Dewan Industri Wisata negara bagian Tasmania memperkirakan saat ini ada 16.000 orang yang bekerja di bidang pariwisata, sementara ada 22.000 lainnya yang tak langsung dihidupi sektor tersebut.

Juru picara oposisi bidang taman, Matthew Groom, berkata bahwa Ia yakin kebijakan tersebut akan menciptakan lapangan kerja.

"Saya tak akan sebut nama, tapi kita sudah bicara ke orang-orang yang terlibat dalam bidang pariwisata, yang terlibat dalam kesempatan pembangunan di daerah-daerah macam ini, dan mereka telah menyatakan bahwa mereka rasa ada kesempatan," ucap Groom.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement