REPUBLIKA.CO.ID, MANILA-- Presiden Filipina Benigno S. Aquino III pada Rabu mengatakan klaim negara itu atas Sabah tidak akan dibahas selama kunjungan kenegaraan dua harinya ke Malaysia pada akhir bulan ini.
"Sabah bukan bagian dari agenda," kata Aquino kepada wartawan dalam wawancara.
Dia akan berada di Kuala Lumpur, Malaysia pada 27-28 Februari untuk kunjungan kenegaraan. Aquino mengatakan, pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akan berpusat pada proses perdamaian yang sedang berlangsung antara pemerintah Filipina dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), hubungan perdagangan dan perdagangan.
Dia mengatakan, Malaysia menawarkan bantuan mata pencaharian bagi mereka yang akan menjadi bagian entitas politik Bangsamoro - semacam negara bagian yang akan menggantikan Daerah Otonom yang ada di Mindanao Muslim pada tahun 2016. Malaysia menengahi proses perdamaian antara pemerintah Filipina dan MILF, kelompok gerilyawan Muslim terbesar di negara itu.
Sementara klaim u Filipina atas Sabah tidak disentuh, Aquino mengatakan ia akan menanyakan kepada pemerintah Malaysia mengenai situasi tahanan warga Filipina yang berlayar ke Lahad Datu di Sabah tahun lalu untuk "merebut kembali" wilayah yang dikendalikan Malaysia itu.
Pihak berwenang Malaysia menangkap para pengikut almarhum Jamalul Kiram III, seseorang yang memproklamirkan diri sebagai sultan Sulu, setelah mereka bersembunyi di Lahad Datu selama beberapa pekan. Aquino juga membuat jaminan bahwa pemerintah Filipina terus memantau situasi orang-orang Filipina yang tak berdokumen lainnya di Sabah.