REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) akan mendorong segmen ritel dan business banking. Tujuannya, untuk mendukung bisnis perusahaan di tengah tekanan ekonomi. Sementara, segmen korporasi atau global banking akan sedikit ditahan.
Direktur Keuangan BII Thila Nadason mengatakan, perseroan akan fokus di dua segmen yang tumbuh cukup baik tersebut. "Kredit korporasi akan fokus ke industri dan nasabah tertentu," kata Thila, Rabu (19/2).
Perseroan lebih selektif dalam menyalurkan kredit tahun ini. Karena BII mencatat kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) akibat perlambatan ekonomi makro. Per Desember 2013, NPL BII naik dari 0,81 persen menjadi 1,55 persen.
Thila mengatakan, kenaikan NPL disebabkan oleh naiknya suku bunga acuan dan inflasi yang tinggi. Dampak ini membuat sejumlah pembiayaan nasabah bermasalah. Dampaknya baru terasa di kuartal III dan IV.