REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan bencana Gunung Kelud relatif lancar. Ini karena kesiapan dan sinergi antarlembaga terkait. Kesiapan dan sinergi ini yang dinilai perlu diterapkan untuk menghadapi bencana di masa yangakan datang.
"Sinergi cukup bagus, sehingga konsentrasinya tinggal masa recorvery," ujar Direktur Pelaksana Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Teten Kustiawan kepada ROL, Rabu (20/2).
Menurut Teten, melihat dari munculnya bencana nasional yang terjadi belakangan menyiratkan hikmah bahwa perlu ada kesiapan masyarakat Indonesia. Ini penting jadi perhatian, dengan harapan penanganan menjadi lebih mudah."Kita harus pahami bencana itukan ada dua hal, yang pertama, karena ulah manusia seperti misal banjir. Tapi ada bencana yang merupakan proses alam," kata dia. kedua hal ini, kata Teten, perlu disikapi dengan keimanan dan prilaku.
Untuk itu, lanjut dia, melihat dari fenomena yang ada baiknya kesiapan, seperti infrastruktur dan kordinasi antar lembaga dan tentunya kesiapan dan kesadaran masyarakat. "Ini yang harus kita siapkan. Kalau proses itu sudah berjalan, tentu penanganan bencana akan lebih baik," ucap dia.
Terkait dugaan penyalahgunaan bantuan, Teten mengatakan persoalan ini jelas membutuhkan mekanisme kordinasi. Siapapun bisa berperan, asal jelas peranannya dan terkontrol. Dalam hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menjadi kordinator, badan ini yang menjadi pusat kendali penanganan bencana.
"Tapi jangan lupa peran masyarakat. Ini bisa dimulai dari identifikasi kemampuan masyarakat dalam ambil bagian penanganan bencana. Misalnya, apa yang dibutuhkan saat itu, kesehatan maka cari masyarakat dengan kemampuan seperti itu," ucap dia.
Soal Kelud, kata dia, Baznas telah menyiapkan rumah sehat di Blitar yang menjadi pusat penanganan bencana Gunung Kelud. Di sana, Baznas siapkan lima tim berisi lima orang tenaga kesehatan yang diterjunkan ke seluruh tempat, untuk memberikan bantuan sekaligus memeriksa kesehatan. "Alhamdulillah, semua lancar, kebutuhan masyarakat Insya Allah terpenuhi," kata dia.