REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia, Rabu (19/2) waktu setempat, mengecam protes-protes di Ukraina tetangganya sebagai satu usaha kudeta. Presiden Vladimir Putin menuduh oposisi atas peningkatan aksi kekerasan terbesar dalam tiga bulan unjuk rasa anti-pemerintah.
"Menurut pendapat presiden, tanggung jawab atas semua kejadian kini terletak pada Ukraina khususnya kelompok garis keras," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, yang dikutip kantor berita RIA Novosti.
"Aksi-aksi mereka dapat dianggap di Moskow secara ekslusif sebagai usaha kudeta," katanya.
Setidaknya 25 orang tewas dalam bentrokan antara para pemrotes dan polisi yang dimulai di taman protes utama Selasa.
Peskov mengatakan Putin dan sejawat Ukrainanya Viktor Yanukovych melakukan satu pembicaraan telepon Selasa malam. Tetapi, Peskov tidak merinci isi pembicaraannya.
Ia membantah klaim-klaim bahwa Putin mendorong krisis itu. Dia menegaskan kembali bahwa Moskow tidak akan campur tangan dalam urusan dalam negeri Ukraina.