REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, Ban Ki-moon, Rabu (19/2) waktu setempat mendesak pemerintah Ukraina untuk berhenti menggunakan kekuatan berlebihan setelah bentrokan sengit dengan para pengunjuk rasa anti-pemerintah yang menewaskan sedikitnya 26 orang.
Sebuah tindakan keras oleh pasukan keamanan pada Selasa memicu badai kecaman internasional dalam krisis terburuk Ukraina sejak runtuhnya Uni Soviet.
''Ban mengikuti perkembangan di Ukraina dengan meningkatnya peringatan," kata juru bicaranya, Martin Nesirky, dalam satu pernyataan.
"Dia mendesak dengan istilah terkuat untuk segera diakhirinya kekerasan,'' katanya. ''Dia menekankan lagi bahwa penggunaan langkah-langkah keras dengan pihak manapun benar-benar tidak dapat diterima.''