REPUBLIKA.CO.ID,JAKLARTA--Presiden Dilma Rousseff pada Rabu mengatakan Brazil berpeluang mengerahkan militernya guna mengamankan Piala Dunia, jika diperlukan, seiring dengan kemunculan sejumlah unjuk rasa diwarnai kekerasan di negara tuan rumah Piala Dunia itu.
Rousseff, dalam wawancara radio, mengatakan langkah diambil untuk meningkatkan keamanan di 12 kota tempat pertandingan Piala Dunia diselenggarakan pada 12 Juni-13 Juli.
Dia bersikeras bahwa para penggemar sepak bola, wisatawan, tim sepak bola dan pejabat yang berduyun-duyun datang ke Brasil untuk meramaikan Piala Dunia akan dilindungi dengan baik.
"Polisi federal, pasukan keamanan publik nasional, polisi jalan raya -semua pihak ini siap dan diposisikan untuk bertindak dalam wilayah kompetensi mereka," katanya.
"Jika diperlukan, kami juga akan memobilisasi angkatan bersenjata," tambahnya.
Kota Brasil telah dilanda sejumlah aksi unjuk rasa yang diwarnai dengan sejumlah aksi kekerasan sejak Juni lalu - yang terbaru terjadi pada 6 Februari lalu, saat seorang juru kamera televisi tewas.
Rousseff mengatakan bahwa vandalisme yang sering menyertai aksi protes itu "tidak dapat diterima di negara demokrasi".
Pemerintahnya sedang membahas sebuah rancangan Undang-Undang yang akan memperkuat hukuman untuk tindakan vandalisme selama Piala Dunia, dan Kongres Brasil tengah membahas secara terpisah rancangan Undang-Undang "anti-teroris" yang juga akan memperkuat sanksi.