REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Provinsi Sumatera Utara memasuki musim kemarau yang menyebabkan potensi hujan semakin menurun jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
"Sudah memasuki musim kemarau sejak pertengahan Januari," kata Kepala Seksi Informasi Stasiun Meteorologi Polonia Mega Sirait di Medan, Kamis.
Menurut Mega, untuk musim kemarau pada 2014 tersebut, tingkat kekeringannya lebih besar dibandingkan kemarau yang terjadi pada tahun lalu.
Hal itu disebabkan uap air yang ada di Sumut yang berlokasi di bagian utara ekuator ditarik menuju selatan yakni Pulau Jawa sehingga pulau itu lebih banyak mengalami hujan.
Karena itu, tidak mengherankan jika suhu di Sumut dalam dua bulan terakhir cukup panas. "Pada Februari, suhunya bisa menapai 34 derajat celsius," katanya.
Meski demikian, kata Mega, dengan kondisi geografis yang spesifik, Sumut tetap berpotensi menerima curah hujan pada musin kemarau meski intensitasnya diprakirakan tidak terlalu lebat.
Potensi hujan tersebut muncul karena adanya faktor lokal yang menyebabkan adanya pertumbuhan uap air, terutama di wilayah yang berada di daerah pegunungan. "Itulah spesifiknya cuaca di Sumut," katanya.
Selain suhu cuaca yang panas, angin kencang juga diprakirakan masih ada di Sumut dengan kecepatan hingga 20 knot atau sekitar 36 Km per jam.