REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pengunjuk rasa bersenjata menyerbu barikade polisi di Kiev, Ukraina, pada Kamis sehingga menewaskan satu orang dan membuyarkan kesepakatan gencatan senjata. Sementara, para menteri luar negeri Uni Eropa membatalkan pertemuan dengan Presiden Ukraina.
Pengunjuk rasa yang mengenakan masker melemparkan batu dan bom molotov ke arah pasukan anti huru-hara di Lapangan Independence Kiev, pusat aksi selama tiga bulan krisis politik di negara bekas Uni Soviet itu.
Pengunjuk rasa berhasil mendesak mundur polisi hingga 200 meter dan mengambil alih kembali seluruh lapangan yang telah mereka duduki sejak November itu.
Polisi menggunakan peluru karet untuk membalas serangan dan mengklaim bahwa seorang penembak jitu telah melukai 20 petugas polisi dengan melepaskan peluru tajam dari jendela sebuah bangunan yang menghadap ke lapangan.
Menurut seorang fotografer AFP, peluru tajam digunakan dalam bentrokan tersebut. Dia menyaksikan selongsong peluru berserakan di tanah meski tidak diketahui pihak mana yang menggunakannya.
Bentrokan tersebut membuyarkan gencatan senjata antara Presiden Viktor Yanukovych dengan oposisi hanya beberapa jam sebelumnya, menyusul insiden berdarah yang menewaskan lebih dari dua lusin orang dalam waktu kurang dari dua hari.
Yanukovych dijadualkan menggelar pertemuan dengan menlu Prancis, Jerman, dan Polandia di Kiev pada Kamis. Namun, para menlu membatalkan rencana itu karena masalah keamanan.
"Pertemuan tidak dilakukan dengan alasan keamanan dan ditunda. Seluruh Kiev tidak aman," kata pejabat Barat kepada AFP.