REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Presiden Ukraina Viktor Yanukovych mengatakan kepada para utusan Uni Eropa bahwa ia bersedia untuk mengadakan pemilu dini tahun ini. Menyusul bentrokan antara para demonstran antipemerintah dan polisi di Kiev menyebabkan puluhan orang tewas.
"Para menteri luar negeri Prancis, Jerman dan Polandia mengadakan pembicaraan dengan Yanukovych. Guna membahas dokumen yang mungkin menawarkan beberapa harapan yang mengarah untuk memutus mata-rantai kekerasan", kata Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Warsawa, Kamis (20/2).
"Antara lain yang disepakati dengan Yanukovych adalah kesediaannya untuk mengadakan pemilihan dini tahun ini, baik untuk presiden maupun parlemen," kata Tusk tentang pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Menlu Polandia Radoslaw Sikorski.
Tusk menambahkan Yanukovych bersedia untuk membentuk pemerintah persatuan nasional dalam 10 hari ke depan dan akan mengubah konstitusi sebelum musim panas.
Para utusan mengadakan pembicaraan beberapa jam dengan Yanukovych dan dengan tiga pemimpin utama oposisi di Kiev. Saat Uni Eropa menyepakati untuk memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset orang Ukraina yang dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan dan penggunaan kekuatan yang berlebihan.