REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya kriminalitas yang dilakukan geng motor terjadi akibat rasa frustasi para remaja yang tidak dapat menyalurkan energinya.
"Kita harus melihat fenomena kriminalitas geng motor ini secara menyeluruh. Fenomena sosial ini terjadi akibat perilaku atau tindakan kekerasan yang dicontohkan oleh orang dewasa, termasuk guru dan orang tua serta media yang ditonton masyarakat," ujar Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Aris kepada Republika, Jumat (21/2).
Lebih lanjur Aris mengatakan, anak-anak dan remaja yang tidak dapat menyalurkan energinya ke arah positif akan cenderung mendaur ulang perilaku kekerasan yang dicontohkan oleh orang dewasa.
Mereka mengimplementasikan perilaku kekerasan itu dalam berbagai bentuk, misalnya perkumpulan geng motor, pencurian, mabuk-mabukan dan bentuk kriminalitas lainnya.
Untuk mengatasi kenakalan remaja, termasuk kriminalitas geng motor, tutur Aris, diperlukan pengembangan ketahanan keluarga yang kuat dari segi pendidikan agama, etika, moral dan rumah yang ramah terhadap perilaku anak.
Dengan ketahanan keluarga yang kuat, jelas Aris, anak-anak tidak akan mudah terjerumus melakukan tindakan kriminal.