REPUBLIKA.CO.ID, JEPANG -- Para penikmat animasi Jepang mengikuti jajak pendapat beberapa waktu lalu yang diadakan perusahaan telekomunikasi. Survei itu dilakukan untuk mencari siapa yang layak jadi pengganti Hayao Miyazaki sebagai pemimpin industri anime. Hasilnya ternyata cukup mengejutkan.
Di antara nama besar yang terpilih, antara lain Keiichi Hara (Crayon Shin-chan, Doraemon), Seiji Mizushima (Fullmetal Alchemist, The Slayers: Next), dan Makoto Shinkai (Voices of a Distant Star, The Garden of Words), mereka memilih anak laki-laki Hayao Miyazaki, Goro Miyazaki.
Seperti dilansir dari Rocketnews24, Jumat (21/2), para responden memilih Goro Miyazaki yang diharapkan bisa memimpin industri ini ke depan. Goro bahkan mengungguli Hideaki Anno (Evangelion), yang menempati urutan kedua dalam jajak pendapat.
Goro yang lebih dikenal sebagai desainer dan direktur museum Studio Ghibli di Tokyo adalah anak pertama Hayao Miyazaki. 'Tales from Earthsea' (2006) yang menjadi debut pertama Goro dalam dunia produksi animasi, menimbulkan friksi dalam hubungan antara dia dan ayahnya.
Namun, 'From Up on Poppy Hill' (2011), karyanya yang kedua mendapat respons positif dengan memenangkan Japan Academy Prize for Animation of the Year pada 2012. Karya teranyarnya adalah Sanzoku no Musume Ronya yang menjadi serial televisi pertamanya dan akan tayang tahun ini.
Penemu Studio Ghibli, Hayao Miyazaki, memutuskan untuk pensiun pada tahun lalu. Dia sendiri sempat skeptis apakah juniornya dalam industri ini bisa menapaki kesuksesan seperti yang diraih Studio Ghibli saat dipegang olehnya.
Goro mungkin saja sedikit mewarisi kehebatan ayahnya. Namun, hal tersebut tidak bisa menjadi acuan. Kemampuan Goro masih disangsikan jika dibandingkan dengan lima nama besar yang masuk dalam daftar orang yang layak menjadi pengganti Hayao Miyazaki. Seperti, Hideaki Anno, Mamoru Hosoda, Mamoru Oshii, dan Katushiro Otomo.
Sosok Hayao Miyazaki sudah melekat di penggemar animasi Jepang. Apalagi, dia sudah identik dengan Studio Ghibli dan karya-karyanya, yang memberikan dampak besar dalam kebudayaan Jepang.
Kontributor: Ririn Liechtiana