Sabtu 22 Feb 2014 01:00 WIB

Malaysia Deportasi Lagi 148 WNI Lewat Nunukan

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal dideportasi dari Malaysia.
Foto: Antara
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal dideportasi dari Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Malaysia kembali mendeportasi 148 warga negara Indonesia (WNI) bermasalah melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Suwito Hadi, staf Konsulat RI Tawau yang mengantar WNI yang dideportasi di Nunukan, Jumat menjelaskan, dari 148 orang yang dideportasi 57 orang diantaranya bekerja di wilayah kerja Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu Negeri Sabah Malaysia.

Berdasarkan data dari Konsulat RI Tawau, ke 148 WNI bermasalah yang dideportasi tersebut terdiri atas 105 laki-laki, 33 perempuan, dua anak laki dan delapan anak perempuan.

Ia juga menyebutkan, sebelum dideportasi mereka telah menjalani kurungan selama berbulan-bulan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan dan sebagian besar karena kasus dokumen keimigrasian (paspor).

Selain itu, dari data surat KOnsulat RI Tawau disebutkan terkait dengan pengembalian harta benda WNI bermasalah yang dideportasi itu telah dikoordiansikan dengan instansi terkait Negeri Sabah yang dititipkan pada petugas di Pusat Tahanan Sementara (PTS) dan Balai Polisi Tawau.

WNI Bermasalah yang dideportasi itu diserahkan kepada Satuan Tugas Penanggulangan WNI Bermasalah Kabupaten Nunukan seperti imigrasi, kepolisian , BP3TKI dan pemerintah daerah setempat di Pelabuhan Tunon Taka.

Ke 148 WNI bermasalah tiba di Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan sekitar pukul 20.00 Wita dengan menggunakan kapal laut KM Purnama Ekspress dari Pelabuhan Tawau Malaysia.

Suwito Hadi mengungkapkan lagi bahwa WNI deportasi ini belum berkaitan dengan hasil operasi terhadap pendatang asing tanpa izin (PATI) yang dilakukan pemerintah Malaysia akhir-akhir ini.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement