REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekitar 28 ribu orang telah mengungsi dari Republik Afrika Tengah yang dilanda konflik ke negara tetangganya, Kamerun, sejak awal bulan ini.
"Para pendatang baru dari Republik Afrika Tengah itu hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Kebanyakan dari mereka kekurangan makanan dan tempat tinggal," kata Dan McNorton, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Jumat (21/2).
Masuknya pendatang baru itu, terutama adalah kelompok Muslim yang melarikan diri dari pertumpahan darah komunal, menjadikan jumlah pengungsi total yang telah melarikan diri melintasi perbatasan ke Kamerun sejak kudeta pada Maret 2013 menjadi 35 ribu orang."Masyarakat tuan rumah yang dermawan telah menerima banyak orang, tetapi mereka tidak dapat berbagi rumah dan sumber daya mereka dengan semua orang," katanya kepada wartawan.
Bahkan sebelum krisis saat ini meletus ketika koalisi kelompok Seleka yang mayoritas Muslim merebut kekuasaan tahun lalu, Kamerun telah menampung sekitar 92 ribu pengungsi dari Republik Afrika Tengah yang rawan kerusuhan.
Mereka pertama mulai tiba pada tahun 2006, kelompok itu melarikan diri dari serangan pemberontak, milisi dan bandit .
McNorton mengatakan peningkatan jumlah pengungsi itu menaikkan harga makanan dan kebutuhan dasar lainnya seperti sabun dan bahan bakar.