REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perbankan syariah telah hadir di Indonesia dengan sebaran dari Aceh hingga Papua. Meski tahun lalu pertumbuhannya mencapai 38 persen atau di atas rata-rata industri perbankan, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
Direktur Syariah Permata Bank, Achmad K Permana, menjelaskan sebenarnya secara konsep, produk dengan prinsip syariah memiliki keunikan dan perbedaan dengan produk berbasis konvensional. Perbedaan tersebut merupakan diferentiator untuk produk syariah sehingga membuatnya unik.
Sayangnya terdapat masalah terkait optimalisasi produk. Ia mengambil contoh mudharabah atau tabungan dan deposito syariah dituntut memiliki karakteristik yang asma dengan konvensional. ''Solusinya adalah memberikan insentif pajak yang tidak fix, seperti pajak deviden saham yang berjenjang,'' ujar dia dalam Permata Banking Journalist Class, Jumat (21/2).
Selain itu masih banyak produk yang belum tersedia di industri perbankan syariah. Padahal kebutuhannya cukup besar dan jika ada dapat membantu pertumbuhan industri secara keseluruhan. Produk itu seperti syariah personal finance, syariah hedghing, syariah treasury instrument, syariah forex instrument dan syariah trade finance.