Sabtu 22 Feb 2014 09:33 WIB

Jika Dinyatakan Bersalah, Akil Harus Dihukum Maksimal

Red: Bilal Ramadhan
Sidang Perdana Akil
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sidang Perdana Akil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengharapkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dihukum seberat-beratnya bila terbukti bersalah menerima suap dalam penanganan kasus sengketa pilkada.

"Jika memang terbukti bersalah, Akil harus diberi hukuman seberat-beratnya karena posisi yang bersangkutan sebagai ketua institusi hukum tertinggi. Perlu ada efek jera agar kasus seperti ini tidak terulang kembali," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dalam siaran pers yang diterima Antara, Jumat.

Ia mengatakan, kasus yang melibatkan Akil telah mencemarkan nama MK sebagai institusi hukum. Untuk itu, Fadli Zon berharap bahwa proses persidangan Akil Mochtar dapat mengungkap lebih jauh berbagai skandal yang terkait dengan Mahkamah Konstitusi.

"Tentunya kami berharap bahwa semua kasus yang melibatkan Akil Mochtar dapat terungkap dengan sejelas-jelasnya demi terwujudnya penegakan hukum," katanya

Ia menambahkan, Gerindra berkomitmen penuh terhadap upaya penegakan hukum di Indonesia karena penegakan hukum yang seadil-adilnya tanpa pandang bulu adalah syarat utama terciptanya negara yang kuat. Untuk itu, pihaknya juga terus mendukung KPK sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi.

Seperti diberitakan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar menjalani sidang perdana pada hari, Kamis 20 Februari 2014. Akil menjadi terdakwa atas kasus gratifikasi terkait dengan penanganan sengketa pemilihan kepala daerah di MK.

Pemberian itu antara lain diduga berhubungan dengan sengketa pemilihan bupati Lebak, pemilihan bupati Gunung Mas, pemilihan bupati Empat Lawang, pemilihan wali kota Palembang, dan Pemilihan Bupati Lampung Selatan.

Akil Mochtar ditangkap penyidik KPK pada 2 November 2013 saat hendak menerima uang dari Bupati terpilih Gunung Mas, Hambit Bintih dan keponakannya Cornelis Nalau Antun melalui anggota Komisi VIII DPR RI Chairunnisa. Saat ditangkap, penyidik menemukan uang sekitar Rp 3 miliar yang diduga digunakan untuk memuluskan kemenangan Hambit Bintih dalam sengketa pilkada yang disidangkan oleh Akil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement