Sabtu 22 Feb 2014 10:38 WIB

JK Klaim 75 Persen Pengeras Suara di Masjid, Bising

Rep: Yulianingsih/ Red: Bilal Ramadhan
 Pengeras Suara Masjid
Pengeras Suara Masjid

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan, 75 persen pengeras suara masjid di Indonesia suaranya  bising. Sehingga ustad yang berkhotbah di masjid hanya 20 persen yang bisa didengarkan. Hal ini karena pemasangan sistem pengeras suara yang kurang pas.

"Bahkan sebagian masjid yang besar-besar, sound system luarnya saling menghambat sehingga isi khotbah dan mengaji kurang terdengar," katanya saat menjadi pembicara dalam Rapar Koordinasi Nasiobal (Rakornas) Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah se-Indonesia di Madrasah Mualimin Yogyakarta, Sabtu (22/2).

Rakornas Ponpes Muhammadiyah sendiri diikuti 200 pengurus Ponpes Muhammadiyah se-Indonesia. Kegiatan ini digelar sejak Jumat (21/2) dan berakhir Ahad (23/2). Diakuinya, di kota jarak antara satu masjid dengan lainnya sekitar 500 meter.

Karenanya jika ada masjid yang memperdengerkan orang mengaji dan lainnya juga maka suaranya akan bertabrakan dan tidak terdengar dengan baik oleh masyarakat. Karena itulah kata dia, DMI telah membuat tim besar untuk  memperbaiki pengeras suara masjid di Indonesia tersebut.

Tahun ini pihaknya mengerahkan 50 mobil untuk melakukan perbaikan sistem pengeras suara masjid tersebut secara keliling. Jumlah mobil ini akan terus ditambah karena jumlah masjid di Indonesia mencapai 50 ribu unit. "Ini kerja panjang lima tahun kita harapkan selesai," katanya.

Dibutuhkan dana sekitar Rp 300 Milyar untuk kegiatan tersebut. Dana ini merupakan dana masyarakat. "Tahun ini mungkin masjid di seluruh Pulau Jawa dulu," ujarnya.

Dengan perbaikan tersebut diharapkan, suara khotbah di masjid akan terdengar syahdu. Sehingga tidak perlu membangun masjid banyak tetapi kualitasnya ditingkatkan. "Biayanya besar tetapi ini penting agar masjid lebih syahdu sehingga masyarakat lebih bisa mendengar suara khotbah dan mengaji secara baik dan benar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement