Sabtu 22 Feb 2014 20:48 WIB

Jermaine Jackson, Kenal Islam dari Anak-Anak (1)

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Chairul Akhmad
Jermaine Jackson.
Foto: Singersroom.com
Jermaine Jackson.

REPUBLIKA.CO.ID, Jermaine Jackson, saudara kandung mendiang superstar Michael Jackson, memeluk Islam usai kunjungannya ke Bahrain dalam serangkaian tur Timur Tengah pada dekade 80-an.

Setelah menjadi mualaf, dia pun mengganti namanya menjadi Muhammad Abdul Aziz dan memilih tinggal di pinggiran Los Angeles.

Bagaimana perjalanan mantan anggota Jackson 5 itu memperoleh hidayah Allah SWT? Berikut ini adalah penuturan Jermaine seperti dilansir IfoundIslam.net.

“Kembali ke tahun 1989, ketika aku dan adikku menjalani tur ke beberapa negara di Timur Tengah. Selama tinggal di Bahrain, kami mendapat sambutan hangat dari penduduk setempat. Di sana, aku secara kebetulan bertemu dengan beberapa anak dan sempat mengobrol-ngobrol ringan dengan mereka.

Ketika itu, mereka sempat menanyakan agamaku. Aku katakan kepada mereka bahwa aku ini seorang Kristen. Kemudian aku tanya balik apa agama mereka. Anak-anak itu dengan serentak menjawab, “Islam.” Jawaban para bocah yang penuh antusiasme itu benar-benar mengguncang aku dari dalam.

Anak-anak tadi lantas mulai bercerita tentang Islam sesuai ukuran pemahaman mereka saat itu. Namun, nada suara bocah-bocah itu menyiratkan, ada semacam kebanggaan mereka memeluk Islam. Ini adalah saat-saat pertama kalinya aku mulai tertarik dengan agama ini.

Siapa sangka, interaksi sangat singkat dengan anak-anak tadi ternyata akhirnya membuatku ingin tahu lebih banyak lagi soal Islam. Aku menemui beberapa ulama hanya untuk memuaskan rasa penasaranku yang kian menggebu tentang agama ini.

Ada semacam riak besar yang berkecamuk dalam pikiranku. Aku pun berusaha menghibur diri sendiri seolah tidak terjadi apa-apa. Tetapi, aku tidak bisa lagi menyangkal bahwa sesungguhnya aku sudah masuk Islam, meskipun itu baru sebatas di dalam hati saja. Semua pengalaman pribadi ini pertama kalinya aku ungkapkan kepada seorang kenalan Muslim bernama Qunber Ali.

Selanjutnya, Ali berhasil membawaku ke Ibukota Arab Saudi, Riyadh. Sampai saat itu, aku belum lagi tahu banyak tentang Islam. Dari Riyadh, aku melanjutkan ke Makkah untuk melaksanakan umrah. Saat itulah, dan di sanalah, pertama kalinya aku menyatakan diri menjadi seorang Muslim.

Setelah memeluk Islam, aku menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan ajaran agamaku sebelumnya. Terutama soal kelahiran Isa al-Masih. Untuk pertama kalinya, aku benar-benar yakin dengan kebenaran Islam itu sendiri.

Ketika aku kembali ke AS, media Amerika sedang melancarkan propaganda yang begitu keji terhadap Islam dan kaum Muslimin. Berbagai gosip yang mereka lontarkan terhadapku juga benar-benar mengusik ketenangan pikiranku.

Hollywood secara diam-diam juga tengah berupaya memfitnah umat Islam dengan memproyeksikan mereka sebagai teroris. Hal ini kemudian membuatku bertanya-tanya, mengapa mereka tega melemparkan berbagai tuduhan yang tak memiliki dasar sama sekali terhadap umat Islam?

Ini membuatku prihatin. Karenanya, aku ingin melakukan yang terbaik untuk menghilangkan image salah tentang umat Islam yang selama ini digambarkan media AS.

Aku juga tak menyangka, hampir semua media Amerika berusaha mementahkan segala kabar mengenai keislamanku. Ini tidak saja bertentangan dengan semua klaim soal kebebasan berekspresi yang mereka agung-agungkan, tetapi juga berlawanan dengan kebebasa hati nurani. Jadi, aku sudah melihat sendiri bagaimana kemunafikan masyarakat Amerika kebanyakan.”

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement