Senin 24 Feb 2014 06:05 WIB

Masjid Pusdai, Modern tanpa Menepikan Unsur Lokalitas (3-habis)

Serambi Masjid Pusdai di Kota Bandung, Jawa Barat.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Serambi Masjid Pusdai di Kota Bandung, Jawa Barat.

Oleh: Mohammad Akbar

Perintis Berdirinya Islam Center

Semangat kebangkitan Islam. Itulah yang melandasi berdirinya Masjid Pusdai Bandung.

Seperti diceritakan Taufiq Rahman, masjid ini digagas pembangunannya pada 1977 atau bertepatan dengan 1399 Hijriah.

Nah, masa-masa kebangkitan dan kejayaan umat Islam sendiri, kata Taufiq, terjadi sekitar abad ke-15. Berangkat dari semangat itu, sejumlah ulama kemudian berkumpul. ''Lalu, mengerucutlah ide untuk membuat Islamic Center.''

Namun, mewujudkan gagasan tersebut bukan perkara mudah. Untuk membebaskan lahan saja, makan waktu sekitar sepuluh tahun. ''Dulu, lahan masjid ini adalah perumahan, gedung misbar (gerimis bubar), dan pasar suci yang lama.''

Setelah proses pembebasan lahan tuntas, terbitlah SK Gubernur untuk pembangunan masjid pada 1992. Sekitar lima tahun kemudian, pembangunan masjid ini pun rampung. 

Peresmian dilakukan pada 2 Desember 1997 oleh Gubernur Jawa Barat Nuryana. ''Jadi, kalau melihat proses perjalanan masjid ini, telah melewati tiga gubernur Jawa Barat,'' ungkap Taufiq.

Masjid ini, lanjut dia, boleh juga disebut sebagai perintis pembentukan Islamic Center. Sebagai Islamic Center, masjid ini tak hanya menyelenggarakan kegiatan shalat. Dalam masjid ini dibenamkan pula sejumlah tujuan besar, yakni sebagai tempat pendidikan, dakwah, pusat kebudayaan, dan pusat peradaban.

Sebagai pusat ibadah, Taufiq menjelaskan, masjid ini menjadi tempat diselenggarakannya kegiatan shalat, penerimaan zakat, aktivitas Ramadhan, serta pelayanan haji dan umrah. Masjid ini juga kerap menjadi tempat mengucap syahadat bagi non-Muslim yang hendak masuk Islam. Tahun lalu, misalnya, tercatat 34 orang yang berislam di masjid ini. 

Untuk kegiatan pendidikan, Masjid Pusdai secara rutin mengadakan pengajian, kursus, dan kegiatan Taman Pendidikan Alquran buat anak-anak. Masjid ini pun berperan sebagai pusat kebudayaan.

Setidaknya, hal itu terlihat dari diselenggarakannya berbagai kegiatan pada hari-hari besar agama Islam. ''Nah, sebagai tempat peradaban, ini masih sebatas gagasan. Tapi, usaha untuk menuju ke sana sudah ada.''

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement