REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL-- Ratusan warga Korea Utara dan Korea Selatan bertemu untuk ke dua kali dalam reuni keluarga setelah enam dekade terpisah. Reuni ini digelar di sebuah resort di Gunung Geumgang. Sebanyak 357 warga Korea Selatan bertemu dengan 88 warga Korea Utara, Ahad (23/2). Ini merupakan kesempatan langka setelah kedua negara terpisah akibat Perang Korea pada 1950 hingga 1953.
Seorang warga Korea Selatan, Namgung Bong-ja (61 tahun) tidak tahu apakah ayahanya masih hidup atau tidak sampai akhirnya ia bertemu dengan ayahnya yang berusia (87 tahun). Tapi reuni ini terlambat bagi Namgung untuk bertemu ibunya yang telah wafat beberapa tahun lalu.
''Karena ayah saya hilang selama perang, saya pikir ia telah tiada. Saya bersyukur ternyata ia masih hidup walau ibu saya telah meninggal lima tahun lalu,'' kata Namgung kepada Korea Times, Ahad (23/2).
Beberapa peserta bahkan datang jauh untuk hadir dalam reuni ini. Kim Gyeong-sook (81 tahun), seorang warga Korea-Amerika, dan Choi Jeong-soo (80 tahun) dari Toronto, Kanada. Keduanya melintasi Samudera untuk bertemu kakak mereka.
''Kakak perempuan saya tidak kembali ke rumah sepulang sekolah saat perang terjadi. Sulit bagi saya terbang ke Korea dari Kanada, tapi saya sangat ingin bertemu kakak saya,'' kata Choi.
Semua peserta juga diajak makan malam dan akan kembali diizinkan bertemu kembali 25 Februari. Reuni ini dibayangi latihan militer gabungan Korea-Amerika yang berjalan di hari yang sama, Ahad (23/2), yang bisa memicu Korea Utara berubah sikap dan menghentikan kegiatan kemanusiaan ini seperti yang pernah terjadi September lalu.
Tapi Pyongyang berjanji untuk tidak menyinggung itu dan Seoul juga tetap berencana melaksanakan latihan tahunan itu. Sebanyak 156 warga Korea Selatan dam kerabat mereka mengikuti reuni keluarga, Sabtu (22/2). Acara dibuat dalam enam pertemuan dalam waktu 11 jam.
Sadar kesempatan ini bisa jadi tak terulang lagi, pertemuan pertama itu jadi lautan air mata. Sepasang kakak beradik yang berusia sekitar 80 tahun bahkan jatuh pingsan dan harus mendapat penanganan medis. Sejak tahun 2000, sekitar 22 ribu keluarga dapat bertemu keluarga mereka yang terpisah melalui telepon video dan itu pun hanya untuk sekali.
Kementerian Persatuan Korea Selatan menyampaikan kesempatan telepon video tiap keluarga tidak akan terjadi dua kali. Banyak yang masih menunggu untuk reuni berikutnya. Setidaknya 70 ribu warga Korea Selatan tak memiliki keuarga.