REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Rumah seorang wartawan surat kabar Radar Jogja, Frietqi Suryawan di Gang Jagoan III, Kelurahan Jurangombo Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin (24/2) dini hari dilempar bom molotov.
Frietqi yang lebih dikenal dengan sebutan Demang di Magelang itu, mengatakan sekitar pukul 02.00 WIB dirinya hendak tidur, tiba-tiba mendengar suara ledakan disertai benda terbakar dari depan rumah. Dia juga mendengar suara seseorang yang berteriak.
Ia segera keluar rumah dan mendapati kursi teras sudah terbakar. Sebagian tembok dan jendela rumahnya hangus.
Di tempat itu, dia mendapatkan bom molotov yang masih terbakar. Kemudian segera melemparkannya keluar teras dan memadamkan menggunakan kardus berisi rambutan.
"Saya biasa mendengar suara ledakan, karena rumah dekat dengan kompleks Akademi Militer. Tetapi saat itu suara ledakan sangat dekat dan ada suara benda terbakar. Saya juga dengar teriakan tetangga. Saya langsung keluar rumah, kursi sudah terbakar," katanya.
Selain di teras rumah, Demang juga mendapati bom molotov yang belum meledak di depan garasi. Khawatir meledak mengenai mobilnya, dia menyingkirkannya dengan menggunakan batang bambu.
Menurut dia, saat itu ada tetangganya yang melihat tiga orang yang mengitari rumahnya. Satu orang naik sepeda motor tampak mengawasi. Dua orang lainnya berboncengan menggunakan sepeda motor matic terlihat melempar benda ke arah rumahnya.
"Saat saya keluar rumah sempat melihat seorang laki-laki mengenakan jaket naik sepeda motor matic. Di parit depan rumah juga ditemukan sarung tangan dan sekarang sudah diamankan polisi," katanya.
Ia mengatakan, selama menjadi wartawan dirinya tidak mempunyai musuh. Teror yang dialaminya, kemungkinan terkait dengan beberapa berita yang dibuatnya menyangkut kasus korupsi di Kota Magelang, belakangan ini.
Hingga saat ini, Demang masih dimintai keterangan oleh pihak Kepolisian Resor Magelang Magelang Kota. Polisi juga meminta keterangan sejumlah saksi