REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Ratusan warga di Dukuh Bolong, Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, masih tertahan di lokasi pengungsian, Senin (24/2). Ini akibat tempat pengungsian terisolir oleh genangan air setinggi satu setengah meter.
Warga masih bertahan di posko pengungsian rumah warga desa lain yang aman dari bencana banjir. Mereka hanya tinggal di emper atau teras rumah penduduk yang berada di pinggir jalan. Berbagai bantuan datang dari pelbagai pihak terus mengalir.
Waluyo Dwi basuki (53), salah satu warga yang mengungsi yang turut mengungsi. Ia meninggalkan rumah sejak Sabtu (22/2) petang. Waktu itu hujan deras sejak pukul 12.00 hingga sore. Air masuk rumah setengah mater. Hari semakin sore, elevasi terus naik. Sehingga ia mengajak anak-isteriu untuk mengungsi ke tempat yuang lebih aman.
Sukamto, Ketua RT setempat, melaporkan tercatat 250 warga mengungsi ke desa tetangga. Warga yang mengungsi berasal dari tiga RT dari dukuh Balong. Sampai saat ini, mereka masih bertahan dipengungsian, karena air belum surut.
Selama dua, kaum ibu dan anak-anak masih berada dalam pengungsian. Sementara, kaum laki-laki ada yang pulang menjenguk terrnak dan rumah yang telan banjir. Sedang untuk menjaga kesehatan pengungsi, Puskesmas setempat juga mendirikan posko kesehatan di lokasi pengungsi.
Elevasi air sedikit menurun, namun cuaca mendung masih menggelayut. Kalau turun hujan lagi, elevasi air bakal naik lagi. Meski demikian, warga masih enggan pulang ke rumah. Mereka memilih tinggal di posko pengungsian sebelum banjir surut.
Berdasar pantauan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Klaten, intensitas hujan mulai menurun. Namun, ketinggian air yang menggenangi permukiman warga hingga kemarin, belum juga surut. Bahkan, disebagian wilayah ketinggian air masih relatif tinggi. Ini yang mengakibatkan ratusan warga masih terisolir.