REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus berupaya mendorong terwujudnya perdamaian di dunia, khususnya negara-negara Islam. Bersama Kerajaan Jordania, kegiatan sufi gathering akan digelar pada tanggal 26 Februari 2014 mendatang.
“Ini wujud antusiasme persahabatan dua komunitas muslim, Indonesia dan Negara Arab, untuk bersama-sama mengupayakan suasana keberagamaan yang toleran dan saling menghormati. Mengupayakan terwujudnya perdamaian dunia,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (24/2).
Sufi gathering akan digelar dengan judul ‘Nahdlatul Ulama Sufi Gathering’ dan berlokasi di Plenary Hall Jakarta Convention Center. Selain Kiai Said, turut menyampaikan materi dalam kegiatan tersebut adalah Raja Jordania Abdullah II bin al-Hussein al-Hashimiyah.
“Sebagai peserta akan hadir 1500 alim ulama dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Perwakilan PWNU se Indonesia juga akan hadir di acara itu, karena malam harinya kami juga akan selenggarakan Rapat Koordinasi,” tambah Kiai Said.
Melalui sufi gathering tersebut, lanjut Kiai Said, PBNU berharap Kerajaan Jordania dapat meningkatkan perannya sebagai pelopor perdamaian di negara-negara kawasannya dan berimbas ke belahan dunia lainnya.
“Di Timur Tengah Jordania menjadi negara yang sampai saat ini paling aman. Semoga itu bisa menjadi pelopor agar negara-negara di kawasan Timur Tengah lainnya menjadi aman, dan menjadi contoh negara-negara di belahan dunia lainnya,” tegasnya.
Kepemimpinan Raja Abdullah II bin Hussein yang moderat juga diharapkan dapat mempengaruhi corak ber-Islam dan beragama pada masyarakat di kawasan Timur Tengah. “Khusus untuk kedatangan Raja Jordania kali ini, dalam skala kenegaraan, semoga ini bisa semakin mengeratkan hubungan Indonesia dan Jordania di bidang pendidikan, ekonomi, keagamaan dan kebudayaan,” urai Kiai Said.
Sementara melalui ‘Nahdlatul Ulama Sufi Gathering’, PBNU secara khusus menyerukan dihentikannya kekerasan di seluruh dunia. Aksi-aksi kekerasan hanya akan menghasilkan hancurnya peradaban manusia,” pungkas Kiai Said.