REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Bencana telah merusak lahan tambak di enam provinsi di Indonesia. Kondisi itu pun menyebabkan gangguan produksi perikanan nasional.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, menyatakan, gangguan pada produksi perikanan terjadi baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor.
‘’Tapi ini kan masih Februari, jadi masih ada waktu sepuluh bulan ke depan untuk menggenjot peningkatan produksi,’’ ujar Sharif, saat ditemui dalam acara penyerahan bantuan kepada pembudidaya ikan korban banjir di Desa Bendungan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Senin (24/2).
Sharif menyebutkan, target produksi perikanan nasional pada 2014 mencapai 20 juta ton lebih. Dia pun optimistis target itu tercapai. ‘’Insya Allah, kalau Tuhan kasih,’’ ungkap Sharif.
Sharif menambahkan, pihaknya memiliki banyak teknologi baru untuk meningkatkan produksi. Pihaknya pun menggandeng lembaga perbankan untuk terus membantu para petambak dan nelayan.
Ia menyebutkan, banjir yang melanda empat provinsi di pantura Jawa pada Januari 2014 merendam 68.377 hektare. Keempat provinsi itu, yakni Jabar, Jateng, Jatim dan Banten.
Dari luas lahan tambak yang terendam banjir, kondisi terparah dialami Jabar, yakni 49.843 hektare dan posisi kedua dialami Jateng yang mencapai 15.143 hektare.
Tak hanya banjir di pantura Jawa, bencana juga melanda para petambak di Sumatera Utara akibat Sinabung dan Sulawesi Utara akibat banjir bandang.
Sharif menyebutkan, total kerugian yang dialami para petambak di enam provinsi itu mencapai Rp 587 miliar. Namun, kerugian terparah dialami petambak di Jabar dan Jateng.