REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Tabungan Negara, Tbk (BTN) menunjuk empat direksi baru. RUPS mengangkat Hulmansyah, Sri Purwanto, Rico Budidarmo, dan Imam Nugroho Soeko untuk melengkapi jajaran Direksi BTN bersama Irman Zahiruddin, Maryono dan Mansyur Nasution.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, dengan penambahan direksi, jajaran direktur menjadi lebih lengkap. "Dengan board of directors baru, kita bisa bekerja lebih baik dan lebih cepat dalam pertumbuhan BTN," ujar Maryono dalam Konferensi Pers usai RUPS, Selasa (25/2).
Selanjutnya, keempat direksi baru tersebut akan menjalani fit and proper test yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hulmansyah dan Sri Purwanto sebelumnya adalah kader internal BTN, sementara Rico Budidarmo sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Treasury di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan Imam Nugroho Soeko bertugas di Group Head International Banking PT Bank Mandiri Tbk.
Maryono mengaku, perseroan belum memutuskan tugas dari para direksi baru tersebut. "Kami belum memutuskan akan ditempatkan dimana. Dalam sehari atau dua hari kemudian kami baru akan memutuskan ditempatkan dimana. Karena kan kami baru putuskan hari ini," jelas Maryono.
Dengan adanya direksi tersebut, BTN masih fokus pada strategi sebelumnya, yakni pada KPR. Maryono meyakini strategi yang direncana akan berjalan lebih cepat. "Dengan proses pemilihan yang panjang dan penuh kehati-hatian, jajaran direksi baru diharapkan jadi dream team," ujarnya.
Sebelumnya, terhitung sejak 6 Desember 2013, dua direksi BTN yakni Evi Firmansyah dan Saut Pardede tidak lagi menjabat sebagai Direktur lantaran tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank Indonesia (BI). Selain menyatakan kedua Direksi tersebut tidak lolos uji, BI juga tidak menyetujui Mas Guntur Dwi S dan Poernomo sebagai Direktur BTN.