REPUBLIKA.CO.ID, SAINT PETERSBURG -- Para peserta babak 16 besar Liga Champions disebut-sebut paling enggan untuk bertanding di Rusia. Suhu ekstrem di negeri Beruang Merah itu menjadi masalahnya. Faktor udara di bawah 0 derajat celcius membuat setiap tim yang bertanding tidak dapat mengembangkan permainan terbaiknya.
Karena itu, Zenit St Petersburg dapat meraih keuntungan ketika menjamu Borussia Dortmund di Petrovsky Stadium, Rabu (26/2) dini hari WIB. Duel ini merupakan pertemuan pertama kedua tim di kompetisi resmi.
Meski tidak diunggulkan, Zenit harus memaksimalkan faktor bermain di depan publik sendiri. Kalau hal itu terwujud, mereka bisa menatap leg kedua dengan penuh kepercayaan diri.
Pelatih Luciano Spalletti menyadari lawan yang dihadapi kali ini sangat tangguh. Status sebagai finalis Liga Champions musim lalu menjadi patokannya.
Namun demikian, ia tidak gentar dengan die Borussen. Dia ingin timnya dapat menyingkirkan raksasa Bundesliga Jerman itu.
Spalletti juga ingin mengantarkan skuat besutannya melaju sejauh mungkin di turnamen paling elite di Benua Biru itu. “Zenit seratus persen siap untuk menghadapi untuk Borussia Dortmund,” kata juru taktik asal Italia itu kepada SBS.
Zenitchiki bukannya tanpa kendala. Mereka tidak lagi bertanding di kompetisi resmi sejak 6 Desember lalu. Itu lantaran Liga Primer Rusia memasuki libur musim dingin. Untuk terus menjaga mental tanding Zenit, Spaletti membawa anak asuhnya melakukan serangkaian jadwal uji coba.
Sayangnya, hasil jadwal laga persahabatan tidak terlalu mengesankan. Dari 10 pertandingan, Andrei Arshavin dan kawan-kawan hanya meraih lima kemenangan melawan klub asal Qatar, Israel, dan Turki. Z
enit juga hanya sekali menang di fase grup Liga Champions. Walaupun diragukan dapat membendung kekuatan Dortmund, Spalletti berjani Zenit akan tampil mengejutkan.