REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan melewati Stasiun Bogor. Menyambut kedatangan SBY, Selasa (25/2), kondisi stasiun pun mendadak bersih dan rapi.
Padahal, Jalan Nyi Raja Permas yang menjadi halaman stasiun di sebelah Utara biasanya semerawut oleh deretan sepeda motor serta lapak pedagang kaki lima (PKL).
Salah seorang PKL Stasiun Bogor, Yuhermi (38 tahun) menceritakan, sejak sepekan yang lalu, para petugas sudah mewanti agar Jalan Nyi Raja Permas dan sekitarnya bersih dari aktivitas.
Karena merasa lapak nasi Padangnya berjarak lumayan jauh dari pelataran stasiun, Yuhermi sebelumnya bersikap acuh terhadap himbaunan itu.
Di luar dugaannya, Senin pagi, seratusan petugas Satpol PP menyisir lokasi dan membongkar warungnya. Yuhermi sangat menyesalkan pembongkaran lapaknya. "Padahal kan SBY cuma lewat doang, sampai harus dibongkar-bongkar segala," kata dia mengeluh.
Selain absen berjualan, Yuhermi juga harus merogoh saku setidaknya Rp 1 juta rupiah untuk membayar tukang demi mendirikan warungnya lagi.
Yudhi Maulana (22), salah seorang warga yang melintas mengaku terkesan dengan perubahan drastis di sekitar Stasiun Bogor. "Kalau bisa sih begini terus seterusnya. Jangan hanya karena ada SBY. Atau SBY datang saja tiap hari biar bersih terus,” kata dia berseloroh.
Senada dengan Yudhi, Kepala Humas PT KAI Daop I Agus Komarudin juga berharap kebersihan dan keindahan stasiun bisa berjalan seterusnya. Sayang, PT KAI tidak bisa berbuat banyak. Karena soal ketertiban PKL merupakan kewenangan Pemkot Bogor.
SBY berkunjung ke Stasiun Bogor untuk mencoba Kereta Api Pangrango. Kereta api rute Bogor-Sukabumi-Cianjur itu baru dioperasikan kembali pada 9 November lalu setelah sebelumnya dihentikan pada 1990. Setibanya di Cianjur, SBY berencana mengunjungi situs megalitik Gunung Padang.