REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan menyatakan sebanyak Rp382 miliar dianggarkan untuk pengembangan "Bus Rapid Transit" (BRT) atau transportasi bus massal di enam kota aglomerasi di Indonesia.
"Di tahun 2014 ini diturunkan anggaran sebesar Rp382 miliar yang diperuntukkan bagi enam kota aglomerasi," kata Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Joko Sasono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/2).
Berdasarkan ensiklopedia Wikipedia, aglomerasi adalah kawasan sebuah kota yang diperluas dan terdiri atas daerah sentral dan berbagai daerah suburban yang mengelilinginya, contohnya Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).
Djoko memaparkan, keenam kota aglomerasi itu antara lain Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo), Jabodetabek, dan Kawasan Metropolitan Bandung (Bandung, Cimahi, Sumedang).
Kota aglomerasi lainnya adalah Kawasan Metropolitan Surabaya (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan), Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan), dan Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar).
Menurut dia, pengembangan angkutan umum massal pada 6 perkotaan aglomerasi merupakan penerapan salah satu pilar dalam menuju terwujudnya transportasi perkotaan yang berkelanjutan.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengklaim bahwa pengembangan jaringan transportasi dan rencana peningkatan konektivitas di seluruh kepulauan Indonesia telah disiapkan hingga 2030.
"Ada beberapa pengembangan yang sudah disiapkan untuk Sistem Transportasi Nasional 2030," kata Peneliti Utama Kemenhub Denny Siahaan.
Denny mengungkapkan, untuk pengembangan di Jawa-Bali rencananya akan fokus pada pusat logistik dan distribusi sebagai pulau yang paling "hidup" nadi perekonomiannya.
Sementara di dalam pulau Sumatera, menurut Denny, titik berat akan dilakukan pembentukan tiga jalur utama transportasi jalan yakni lintas timur, tengah, dan barat, yang menghubungkan kota-kota di sepanjang pulau Sumatera dengan lintas kereta api di lintas timur Sumatera dengan 10 koridor.
Ia juga mengemukakan di Kalimantan sebagai pulau dengan sumber daya alam akan diwujudkan keterpaduan jaringan pelayanan di empat terminal khusus batu bara, serta upaya peningkatan jumlah kapal yang melayani angkutan barang di sana.
Selain itu, kapasitas angkutan Antar Kota dan Antar Propinsi (AKAP) juga akan ditingkatkan serta transportasi sungai bakal ditujukan untuk menjangkau seluruh daerah pedalaman Kalimantan dan daerah terpencil.
Sulawesi dengan potensi pelabuhan yang besar juga akan dikembangkan tiga pelabuhan utama yakni di Bitung, Makasar, dan Pantoloan untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas pelabuhan, ditambah dengan pembangunan 11 dermaga baru.
Sementara di Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua juga terus ditingkatkan terutama transportasi laut dan udaranya. Namun begitu, transportasi jalan dan penyeberangan juga dikembangkan untuk memenuhi layanan masyarakat.