REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin merasa tak pantas memimpin organisasi para ulama tersebut.
Pernyataan tersebut terlontar saat ia memberi sambutan pada Executive Lecture Satu Hati untuk Indonesia: Sinergi Komprehensif Membangun Kembali Indonesia Kita di Universitas Al Azhar, Selasa (25/2).
"Saya merasa tidak pantas karena masih nongkrong di kafe dan lobi hotel," ujarnya disambut tawa hadirin.
Din bercerita, ketika menerima pesan singkat yang memberitahu ia menjadi ketua umum, kalimat pertama yang terucap adalah innalillahi wa innailaihi raji'un. Kontan, hadirin kembali tertawa mendengarnya.
Sebab, meski sebelumnya menjabat sebagai wakil ketua umum MUI, ia tidak berkegiatan secara aktif. "Saya tidak aktif selama empat tahun terakhir. Tapi saya bersedia mengemban amanah, meski ini berat sekali," kata ketua umum PP Muhammadiyah tersebut.
Sesuai dengan AD/ART MUI, wakil ketua umum menggantikan posisi ketua umum jika berhalangan atau meninggal dunia. Pengesahan Din sebagai ketua umum akan dilakukan dalam rapat pleno MUI 4 Maret mendatang. Meski pun Din telah secara sah sebagai ketua umum.