REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia berjanji tidak akan mengintervensi krisis politik di Ukraina. Tetapi Moskow mengingatkan negara-negara lain untuk tidak memaksa Ukraina memilih Rusia atau Barat (AS dan Eropa).
"Kami meneguhkan posisi tegas kami untuk tidak mengintervensi politik dalam negeri Ukraina dan kami berharap semua pihak mengikuti logika yang sama," kata Menlu Rusia Sergei Lavrov, Selasa (25/2).
Rusia mengakui memiliki kepentingan dengan Ukraina sebagai bagian dari keluarga besar Eropa. Yang jelas, kata Sergei yang baru saja bertemu Menlu Luksemburg Jean Asselborn, akan menjadi berbahaya dan tidak produktif untuk mendorong Ukraina memilih blok baru.
Pernyataan ini menunjukkan sikap Moskow yang mulai melunak menyikapi kisruh politik di Ukraina. Sebelumnya, baik Sergei maupun PM Dmitry Medvedev mengeluarkan pernyataan keras atas pergantian kekuasaan di sana.
Medvedev menuding kepemimpinan baru Ukraina telah mengobarkan 'pemberontakan militer' dan Moskow belum akan melakukan komunikasi dengan Kiev.
Sementara itu, Presiden Valdimir Putin tetap diam atas situasi yang terjadi di Ukraina. Begitupun ketika media mewawancarainya di tengah Olimpiade musim dingin Sochi.