REPUBLIKA.CO.ID, Kelompok garis keras Taliban telah terbukti menjadi kekuatan tempur tangguh di Afghanistan. Taliban Afghanistan bahkan disebut-sebut menjadi ancaman utama bagi pemerintah Afghanistan.
Dilansir dari BBC News, banyak pengamat percaya bahwa masa depan perdamaian di Afghanistan hanya dapat terjadi jika pemerintah di Kabul melakukan negosiasi dengan Taliban. Sebagai gerakan yang didominasi etnis Pashtun, Taliban mulai dikenal di Afghanistan pada musim gugur tahun 1994.
Di Afghanistan, Taliban dituduh memberikan perlindungan pada pemimpin Alqaida Osama Bin Laden. Bin Laden selama ini dituduh berada dibalik serangan 9/11. Setelah peristiwa 9/11, Taliban diusir dari kekuasaan di Afghanistan oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Faksi utama Taliban di Pakistan, Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), disalahkan atas puluhan pemboman bunuh diri dan serangan lainnya. Taliban di Afghanistan kini diyakini masih dipimpin oleh Mullah Omar. Mullah Omar dikenal sebagai imam desa yang kehilangan mata kanannya, saat melawan pasukan pendudukan Uni Soviet pada 1980-an.
Taliban menguasai hampir 90 persen dari Afghanistan. Mereka mendapat tuduhan melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia dan budaya. Salah satu contoh paling terkenal adalah pada 2001, saat itu Taliban menghancurkan patung Buddha Bamiyan yang terkenal di Afghanistan tengah. Insiden ini memancing kemarahan dunia internasional.
Pada September 2012, kelompok ini bahkan melakukan serangan tingkat tinggi di pangkalan Camp Bastion NATO. Di bulan yang sama, militer AS menyerahkan kontrol penjara kontroversial Bagram pada pemerintah Afghanistan. Penjara tersebut selama ini merupakan 'rumah' bagi lebih dari 3.000 pejuang Taliban dan tersangka terorisme.
Pada Ahad (23/2) lalu, Taliban Afghanistan kembali meningkatkan serangannya di Afghanistan. Sedikitnya 19 tentara Afghanistan tewas dan tujuh lainnya hilang, setelah Taliban menyerang sebuah pos militer di timur Provinsi Kunar, Afghanistan.