Kamis 27 Feb 2014 19:32 WIB

Menyelamatkan Bahasa Jerman dari Kepunahan di Barossa Adelaide

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Mayoritas penduduk di Australia bertutur dengan menggunakan Bahasa Inggris. Namun di dua kota kecil di Adelaide, Australia Selatan, ternyata Bahasa Jerman pernah menjadi bahasa umum yang dituturkan masyarakatnya sehari-hari.  Penggunaan Bahasa Jerman itu sekarang hampir punah dan peneliti   bahasa sedang berusaha menghidupkan kembali Bahasa Jerman tersebut.

Peneliti dari Universitas Adelaide, Dr. Peter Mickan mengatakan secara historis  Bahasa Jerman digunakan secara luas di kota Barossa dan Kota Adelaide Hills, Adelaide karena kedua kawasan itu banyak dihuni oleh para pemukim  yang  berasal dari Jerman, namun bahasa itu sekarang sudah hampir punah.

"Anda masih bisa mendengarkan beberapa orang bertutur dengan bahasa Jerman di jalan-jalan di kota itu, tapi tidak sebanyak seperti di masa generasi sebelumnya,” kata Mickan.

"Bahasa itu lambat laun menghilang di bandingkan penggunaan di masa sebelumnya, ketika itu, Bahasa Jerman  marak digunakan masyarakat baik di bidang usaha, gereja, perayaan, serta event publik lainnya. Tapi sekarang, Bahasa Jerman hanya digunakan di kalangan pribadi saja,” tutur Mickan.

Sekelompok ahli bahasa saat ini berupaya untuk menggalakan kembali penggunaan bahasa Jerman di kalangan masyarakat di Barossa dan Adelaide Hills. Langkah pertama dari upaya yang sedang mereka lakukan adalah dengan mendatangi kantung-kantung masyarakat yang masih menggunakan bahasa tersebut.

"Kami beruntung  masih banyak orang yang menuturkan bahasa Jerman disana, tapi  kebanyakan warga lansia,” kata Mickan.

Para peneliti mengunjungi dan menghadiri pertemuan dengan para penutur Bahasa Jerman tersebut guna mendokumentasikan dan mencatat kosa kata Bahasa Jerman yang masih mereka gunakan. Beberapa diantaranya sudah diajarkan kepada anak-anak di sekolah Minggu dan juga sekolah tambahan,” katanya.

"Meskipun Bahasa Jerman itu sudah cukup lama tidak mereka gunakan di publik sehari-hari, namun  mereka masih memiliki banyak perbendaharaan kata, ingatan mereka tentang bahasa Jerman ini cukup kuat,’ tambahnya.

"Misalnya saja, Don Ross di Tanunda, dia mampu memberitahukan kami banyak kata dalam bahasa Jerman mengenai pertanian dan alat-alat pertanian selama beberapa jam kami berjalan-jalan bersamanya di sekitar lahan pertaniannya,’

Dr. Peter Mickan mengatakan proyeknya mendapat sambutan positif dari warga yang  memiliki latar belakang keluarga berasal dari Jerman. Oleh karena itu para peneliti ingin menggunakan riset mereka sebagai upaya untuk menghidupkan kembali Bahasa Jerman di kawasan tersebut.

"Kami berencana bekerjasama dengan sekolah-sekolah dan komunitas warga agar menggelar kegiatan rutin  dimana orang  dapat berbicara atau bernyanyi dalam Bahasa Jerman,” katanya.

Menurutnya tanpa usaha menghidupkan kembali bahasa tersebut, bahasa itu akan musnah selamanya dalam waktu dekat.

Dan jika hal itu benar-benar terjadi, maka akan ikut memusnahkan banyak sejarah kebudayaan terkait Jerman.

"Sebuah bahasa warisan merupakan bagian dari warisan budaya, dengan bahasa orang dapat melakukan hal bersama-sama dan bekerja sama.

Dia mengakui bahwa sementara interaksi ini dapat dilakukan dalam bahasa Inggris, tetapi untuk orang tua yang dibesarkan dengan Bahasa Jerman di rumah mereka, kehilangan bahasa membuat mereka kehilangan bagian penting dari warisan kebudayaan itu.

Untuk sementara, Dr Mickan kan optimistis bahasa Jerman dapat dihidupkan kembali, tapi Ia mengakui kalau dibiarkan bahasa itu akan punah dalam waktu singkat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement