REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Para pemimpin oposisi Ukraina pada Rabu (26/2) menunjuk mantan menteri ekonomi Arseny Yatseniuk sebagai pilihan mereka untuk memimpin pemerintah persatuan nasional baru setelah penggulingan Presiden Viktor Yanukovich.
Dewan 'Euromaidan' mengumumkan Yatseniuk, ditambah beberapa calon menteri utama lainnya, setelah para anggota dewan berpidato di hadapan massa di Lapangan Kemerdekaan Kiev.
Oleksander Turchinov, penjabat presiden sejak Yanukovich digulingkan pada Sabtu kepada parlemen mengatakan bahwa pemerintah baru akan harus mengambil keputusan yang tidak populer itu untuk mencegah kegagalan, membangun kepercayaan dari para kreditur dan investor serta menjamin kehidupan yang normal bagi rakyat Ukraina. Usulan Euromaidan itu harus disetujui oleh parlemen.
Sementara itu tokoh utama Gereja Katolik Ukraina pada Selasa (25/2) memperingatkan tentang ancaman perang saudara dan pemberontakan di Ukraina saat berkunjung ke Roma. Uskup Agung Kyiv-Halych Sviatoslav Shevchuk juga menyeru Uni Eropa menawarkan bantuan ekonomi dan di atas semuanya adalah dukungan diplomasi.
"Ancaman perang saudara muncul dari luar karena Anda tidak dapat merengkuh semua, hanya sedikit," kata tokoh agama itu, dalam pernyataan, yang tampaknya merujuk pada Rusia.
Amerika Serikat dan Inggris pada Selasa (25/2) menyuarakan dukungan kepada Ukraina di tengah-tengah kekacauan politik, dengan menyatakan bahwa itu seharusnya tidak dilihat sebagai persaingan Timur dengan Barat.